Mohon tunggu...
ANDRO AGIL NUR RAKHMAD
ANDRO AGIL NUR RAKHMAD Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Master of Islamic Banking and Finance UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Andong dan Becak sebagai Sarana Transportasi Wisatawan di Malioboro Yogyakarta

21 Desember 2018   16:35 Diperbarui: 21 Desember 2018   16:54 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk harga dan tarif yang dikenakan andong dan becak kepada wisatawan memang murni dari inisiatif dari organisasi dan paguyuban, dan tidak diatur oleh pihak pemerintah daerah.

8. Kendala yang dihadapi para Andong dan Becak

Banyak Kendala dari andong yaitu kuda yang menarik andong adalah ketika berhenti dan melaju kadang kuda tersebut tidak mau dan malah kebanyakan sulit untuk diatur. Untuk makan dari kuda nya tidak menentu, kadang 1 hari sekali kadang 2 kali sehari kadang siang jam 2 atau jam 5 sore, tergantung banyak nariknya, makanan kuda nya yaitu daun kacang tanah dan dedak. 

Berbeda dengan becak, becak berkendala pada saat hujan yang kadang membuat wisatawan kehujanan meskipun sudah ada penutup, tetapi memang diakui kendala tersebut terjadi karena mereka kurang persiapan untuk menyiapkan penitup becak yang rapat, agar penumpang/wisatawan tidak kehujanan.

9. Organisasi/Paguyuban Andong dan Becak

Ada organisasi dan paguyuban diantara para andong, seperti daerah alun alun A alun alun B, daerah terminal, dan ada arisan sebulan sekali dan terjadwal. Ada absennya diantara andong, 2 minggu sekali adapun 1 bulan sekali kadang setengah bulan sekali, arisannya di rumah-rumah para andong bergiliran sesuai jadwal. Iuran Arisan nya Rp 50.000 -- Rp 100.000 perbulan. Dari becak pun demikian, ada paguyuban nya, mereka mengakui diantara para becak dan andong sudah terjalin keluarga dikarenakan seringnya berkumpul dan bekerjasama.

G. Penutup

Andong dan becak merupakan transportasi tradisional yang tetap dipertahankan untuk beroperasi di kota Yogyakarta khususnya kawasan wisata Malioboro dan harus dilestarikan keberadaanya. Selain sebagai angkutan penumpang, di kawasan Malioboro andong dan becak diarahkan sebagai transportasi wisata guna mendukung berbagai kegiatan wisatawan. Keunikan dan kekhasan andong dan becak menjadikannya bukan hanya transportasi biasa melainkan sudah merupakan bagian dari atraksi wisata yang cukup digemari wisatawan di Kawasan Malioboro.

Referensi :

Maarif, S. 2014. Persepsi Wisatawan Terhadap Transportasi Wisata Andong Di Kawasan Malioboro Kota Yogyakarta Tahun 2013-2014. Skripsi. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Danar Widianto, Yogyakarta, Artikel http://krjogja.com/read/247685/andong-dan-becak-di-kawasan-malioboro-dibuatkan-ruang-khusus.kr.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990).

Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan. PT Rhineka Cipta 2000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun