Mohon tunggu...
Andriyanie CB
Andriyanie CB Mohon Tunggu... Writer, Linguist, Shutterbug

Follow IG: @andriyanie121

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Janji yang Dipetik dengan Gitar Palsu

26 September 2025   07:09 Diperbarui: 26 September 2025   07:36 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua sejoli,
Si Penabur Nada dan Sang Ratu Janji.
Umur matang, namun lidah lebih tajam dari pedang,
tangan lebih lincah dari jemari pencuri senja.

Si Penabur Nada-
di layar kaca kecil selalu menenteng gitar,
memainkan lagu seolah hatinya suci,
padahal senar itu berdenting dari keringat orang-orang yang menanti kabar baik,
yang menunggu janji-janji dari besok ke lusa, dari minggu ke bulan,
hingga tahun pun hanya jadi debu kalender tanpa akhir.

Ia eksis, berpose, tersenyum, menebar pesona tanpa dosa.
Suaranya sumbang, tapi egonya nyaring;
tiap unggahan jadi konser penghapus malu,
seakan dunia lupa bahwa janji itu masih tercekat di tenggorokan orang-orang tertindas.

Lalu Sang Ratu Janji-
ia pandai bersembunyi di balik kata,
menyulam kalimat indah,
"sebentar lagi, besok, lusa, minggu depan", dan seterusnya,
tapi kabar itu seperti kabut:
tebal, dingin, dan tak pernah menjadi nyata.

Oh, betapa indah permainan orkestra janji kalian, wahai penipu!
Satu bersembunyi di balik gitar, satu bersenandung dengan kata manis,
berduet mencuri simpati dan harapan,
seolah dunia adalah panggung,
dan penonton hanyalah orang-orang yang dompetnya rela dikuras.

Namun lihatlah, janji bukanlah mata uang abadi,
dan gitarmu bukanlah tirai penghapus jejak;
kelak, sejarah kelam akan menuliskan duet kalian-
balada dua pemetik mimpi
yang hanya bisa menyalakan lampu dusta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun