Dua sejoli,Si Penabur Nada dan Sang Ratu Janji.Umur matang, namun lidah lebih tajam dari pedang,tangan lebih lincah dari jemari pencuri senja.Si Penab
Jogetnya harus sajojo fa mi re "Nasionalis nomor satu le..."
Memceritakan perjuangan kaum buruh yang menuntut keadilan, yang berujung penghilangan.
TOPENG DI BALIK TEPUK TANGANAda wajah bersinar emas,dipoles rapi, dipamerkan megah.Di baliknya, riuh sorak dibayangkan,tepuk tangan digemakan sendiri.
Mbah Slamet diremehkan saat datang biasa, tapi begitu pakai beskap-blangkon, malah blangkon sing dihormati…
Di negeri marmer megah, wakil rakyat berpesta tunjangan rumah 50 juta, sementara rakyat menambal atap bocor dengan baskom.
![[lelucontidaklucu] Anugerah Bintang Mahaputra Pantas Diberi Ke Pemilik Warung Kopi](https://assets-a3.kompasiana.com/items/album/2025/08/26/gzlz-qxbiaalakm-68acdc3c34777c100d1a5824.jpeg?t=o&v=410&x=225)
Entah apa kriteria pemberian gelar bintang jasa dan bintang mahaputra, selalu samar-samar. Yang jelas hanya tunjangan mewah untuk anggota dewan
Di sebuah negeri jauh dari peta dunia, ada sebuah kerajaan bernama Sertifikatopolis. Negeri itu bukan terkenal karena hasil buminya, bukan pula karena
Pesta besar di gedung megah, tawa mereka meninggi, sementara rakyat dicekik pajak dan janji kosong. Saatnya suara kembali ke tangan kita.
LMKN bikin pebisnis ketar-ketir. Simak perbandingan satir dengan alien di "A Quiet Place," yang bikin mikir dua kali saat putar musik
Seminggu sebelum Referendum Kemerdekaan Mars, seluruh penduduk dewasa berkumpul untuk mendengarkan debat antara para pemimpin yang berseteru.Pertama,
Max Havelaar adalah satire tajam tentang kolonialisme dan sistem tanam paksa, yang masih relevan sebagai kritik sosial dan moral hingga kini.
Sepakat? Sepakat, tapi Kita perdebatkan dulu. Akhirnya Kita sepakat untuk tidak sepakat.
Apa Salahku Sehingga Sampai Hari Ini Aku Belum Jadi CEO.
Puisi satire ini menceritakan sebuah negeri di atas awan dengan gaya menyindir para pemangku jabatan yang kerap menelatarkan rakyat demi kekayaan diri
Satire Logo HUT RI ke-80: telat rilis, mirip Keropi, dan jauh dari rasa merdeka.
Zaman dulu selingkuh butuh pulsa dan konspirasi. Sekarang cukup WiFi, ChatGPT, dan alasan "aku cuma ngobrol, kok."
Komedi satire bukan sekadar lelucon. Ia adalah senjata tajam yang bisa membuat tawa sekaligus mengguncang kursi kekuasaan
Kita diminta lentur, fleksibel, tapi tetap tunduk. Kita diminta hadir, bahkan ketika bekerja dari rumah, milik perusahaan.
Keluh kesahku sebagai seorang siswi
