Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prasasti Cimaung: Batu Misterius Sunda Kuno yang Belum Berhasil Dipecahkan Hingga Kini

11 September 2025   07:00 Diperbarui: 11 September 2025   02:17 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun berbeda dengan prasasti lainnya, tapak kaki di Prasasti Cimaung bukan tapak kaki orang dewasa atau raja, melainkan telapak bayi. Beberapa peneliti menafsirkannya sebagai simbol kesucian, kelahiran baru, atau jejak roh leluhur. 

Penafsiran ini membuka ruang bagi pemahaman yang lebih luas, tidak hanya terkait kekuasaan politik, tetapi juga spiritualitas dan filosofi kehidupan masyarakat Sunda.

Perbandingan dengan Prasasti Lain di Nusantara

Untuk memahami keunikan Prasasti Cimaung, penting membandingkannya dengan prasasti lain di Indonesia yang juga memuat simbol tapak kaki atau tulisan kuno.

| Prasasti     | Lokasi              | Simbol Utama                    | Fungsi 

| Cimaung    | Bandung          | Tapak kaki bayi, aksara   | Belum jelas, mungkin spiritual

| Ciaruteun   | Bogor               | Tapak kaki raja                  | Legitimasi kekuasaan 

| Jambu         | Bogor               | Tapak kaki dan pujian      | Penegasan nilai moral raja

| Balitung     | Jawa Tengah  | Teks formal                        | Administratif dan politik

Perbandingan ini menunjukkan bahwa Prasasti Cimaung memiliki posisi yang berbeda. Jika prasasti lain cenderung formal dan berhubungan dengan kekuasaan, maka Prasasti Cimaung lebih bersifat simbolik dan penuh misteri. Keberadaannya di tengah wilayah urban modern juga membuatnya unik karena menghadirkan jejak sejarah di tengah kehidupan masyarakat kontemporer.

Identitas Lokal dan Kebangkitan Budaya

Bagi masyarakat sekitar, Prasasti Cimaung tidak hanya sekadar artefak kuno. Batu ini mulai dipandang sebagai pemantik kesadaran budaya lokal. Warga, mahasiswa, dan peneliti semakin sering mendatangi lokasi untuk melihat langsung prasasti tersebut.

Jika kelak berhasil diakui secara resmi, Prasasti Cimaung berpotensi menjadi ikon budaya Kota Bandung. Ia bisa masuk dalam kurikulum lokal, dijadikan destinasi wisata sejarah, bahkan menjadi pusat penelitian lanjutan. Lebih dari itu, batu ini memberi pesan bahwa identitas lokal tidak selalu lahir dari pusat kerajaan, tetapi juga dari ruang hidup masyarakat kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun