Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suku Blemmyes: Manusia Tanpa Kepala, Antara Mitos dan Realita

9 April 2025   07:00 Diperbarui: 9 April 2025   05:27 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Depiction of Blemmyes, engraving in a 1603 German edition of Sir Walter... | Download Scientific Diagram (www.researchgate.net)

Namun, meski sering bentrok, pada akhirnya terjadi perjanjian damai antara Blemmyes dan Romawi pada tahun 298 M, di bawah pemerintahan Kaisar Diocletian. Perjanjian tersebut menghasilkan kesepakatan yang cukup mengejutkan: Romawi setuju memberikan tunjangan emas tahunan kepada Blemmyes untuk menjaga perdamaian. 

Hal ini menunjukkan bahwa Blemmyes memiliki kemampuan diplomasi yang cukup baik dan dihormati sebagai kekuatan militer yang tangguh.

Keturunan dan Warisan

Banyak sejarawan percaya bahwa suku Blemmyes adalah nenek moyang langsung dari orang Beja, komunitas nomaden yang hingga kini masih tinggal di wilayah pesisir Laut Merah, di antara Sudan dan Eritrea. Bahasa dan budaya orang Beja dianggap sebagai kelanjutan dari tradisi Blemmyes. 

Mereka tetap mempertahankan gaya hidup nomaden, serta praktik-praktik budaya yang unik, termasuk musik, pakaian, dan sistem sosial yang kuat.

Mitos Manusia Tanpa Kepala

Asal-Usul Mitos

Mitos tentang Blemmyes sebagai manusia tanpa kepala berasal dari teks-teks kuno yang ditulis oleh penulis seperti Herodotus dalam The Histories dan Pliny the Elder dalam Natural History. 

Dalam tulisan-tulisan tersebut, disebutkan adanya suku-suku eksotis dari wilayah jauh yang memiliki penampilan aneh dan tidak lazim. Salah satu yang paling mencolok adalah deskripsi tentang manusia tanpa kepala dengan mata dan mulut yang berada di dada mereka.

Perlu diingat bahwa pada masa itu, pengetahuan tentang geografi dan antropologi masih sangat terbatas. Laporan dari para pedagang atau penjelajah yang datang dari wilayah Afrika Timur sering kali ditambahi imajinasi atau salah tafsir. 

Informasi yang mereka berikan bisa saja berasal dari kesalahpahaman visual, mitos lokal, atau bahkan upaya untuk membuat kisah mereka terdengar lebih menarik.

Daya Tarik Legenda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun