Namun, meski sering bentrok, pada akhirnya terjadi perjanjian damai antara Blemmyes dan Romawi pada tahun 298 M, di bawah pemerintahan Kaisar Diocletian. Perjanjian tersebut menghasilkan kesepakatan yang cukup mengejutkan: Romawi setuju memberikan tunjangan emas tahunan kepada Blemmyes untuk menjaga perdamaian.Â
Hal ini menunjukkan bahwa Blemmyes memiliki kemampuan diplomasi yang cukup baik dan dihormati sebagai kekuatan militer yang tangguh.
Keturunan dan Warisan
Banyak sejarawan percaya bahwa suku Blemmyes adalah nenek moyang langsung dari orang Beja, komunitas nomaden yang hingga kini masih tinggal di wilayah pesisir Laut Merah, di antara Sudan dan Eritrea. Bahasa dan budaya orang Beja dianggap sebagai kelanjutan dari tradisi Blemmyes.Â
Mereka tetap mempertahankan gaya hidup nomaden, serta praktik-praktik budaya yang unik, termasuk musik, pakaian, dan sistem sosial yang kuat.
Mitos Manusia Tanpa Kepala
Asal-Usul Mitos
Mitos tentang Blemmyes sebagai manusia tanpa kepala berasal dari teks-teks kuno yang ditulis oleh penulis seperti Herodotus dalam The Histories dan Pliny the Elder dalam Natural History.Â
Dalam tulisan-tulisan tersebut, disebutkan adanya suku-suku eksotis dari wilayah jauh yang memiliki penampilan aneh dan tidak lazim. Salah satu yang paling mencolok adalah deskripsi tentang manusia tanpa kepala dengan mata dan mulut yang berada di dada mereka.
Perlu diingat bahwa pada masa itu, pengetahuan tentang geografi dan antropologi masih sangat terbatas. Laporan dari para pedagang atau penjelajah yang datang dari wilayah Afrika Timur sering kali ditambahi imajinasi atau salah tafsir.Â
Informasi yang mereka berikan bisa saja berasal dari kesalahpahaman visual, mitos lokal, atau bahkan upaya untuk membuat kisah mereka terdengar lebih menarik.
Daya Tarik Legenda