Mohon tunggu...
Merajut Hati
Merajut Hati Mohon Tunggu... Lainnya - Yayasan Merajut Hati

Yayasan Merajut Hati atau lebih mudah diingat dengan Merajut Hati adalah organisasi non-profit yang bergerak di bidang kesehatan mental di Indonesia. Merajut hati memiliki visi untuk menciptakan kesejahteraan mental bagi seluruh rakyat Indonesia, mengingat masih banyaknya stigma mengenai kesehatan mental di Indonesia dan kurangnya sumber daya, penanganan, dan bantuan pemulihan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Kesehatan Mental yang Paling Umum Ditemui

25 November 2022   13:23 Diperbarui: 25 November 2022   13:26 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sekitar 300an masalah kesehatan mental yang diketahui oleh komunitas kesehatn mental. Masalahnya pun bervariasi dari gangguan kesehatan mental yang ringan hingga gangguan kesehatan mental yang membutuhkan perawatan intensif. Tapi, ada beberapa gangguan kesehatan menta yang paling sering ditemukan di masyakarakat, apa saja mereka? mari kita bahas.

 

1. Anxiety Disorder (Gangguan Kecemasan)

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 tercatat 301 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan. Masalah kesehatan mental ini ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, serta memiliki hubungan erat dengan gangguan perilaku. Ada beberapa jenis gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum (generalised anxiety disorder), gangguan panik (panic disorder), gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder), atau gangguan kecemasan akan perpisahan (separation anxiety disorder.

2. Depresi 

Di tahun 2019 terdapat 280 juta orang yang mengalami depresi. Berbeda dari perubahan mood atau respon emosional, orang yang mengalami depresi akan merasakan emosi-emosi negatif seperti sedih, mudah marah, atau merasa kosong seperti kehilangan kepuasan atau niat dalam melakukan berbagai hal. Untungnya sekarang sudah banyak perawatan psikologis yang efektif untuk depresi. Jadi, segera cari bantuan profesional jika kita sudah mulai merasakan gejala-gejala depresi. 

3. Bipolar Disorder (Gangguan Bipolar)

Ada 40 juta orang yang mengidap gangguan bipolar. Orang-orang dengan gangguan bipolar mengalami emosi yang berubah drastis seperti periode-periode depresif (sedih, mudah marah, atau merasa kosong) dan  periode-periode manik/mania (impulsif dan gegabah, tidak bisa diam, sulit beristirahat). Sama seperti derpesi, banyak langkah-langkah yang efektif mengurangi bipolar seperti psychoeducation, mengurangi stress, dan penguatan fungsi sosial. 

4. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)

PTSD dapat berkembang setelah seseorang mengalami kejadian traumatis atau mengerikan, seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian orang terdekat, atau bencana alam.Pada tahun 2021 prevalensi PTSD dunia diperkirakan mencapai 3.9% dari total populasi. Penanganan PTSD sebagian besar terdiri dari terapi seperti Cognitive Behavior Therapy (CBT), dan juga medikasi. 

5. Skizofrenia 

Skizofrenia dialami oleh sekitar 24 juta orang. Atau dengan kata lain 1 dari 300 orang di dunia mengidap skizofrenia. Skizofrenia biasanya ditandai dengan gangguan yang parah terhadap persepsi dan perubahan perilaku. Gejala-gejala skizofrenia bisa termasuk delusi, halusinasi, pemikiran yang tidak teratur (disorganized thinking), atau perasaan gelisah yang ekstrim. Penanganan skizofrenia biasanya dilakukan dalam bentuk medikasi, psychoeducation, intervensi keluarga, dan rehabilitasi psikososial.  

Itulah 5 masalah kesehatan mental yang paling  sering ditemui di Indonesia dan di Dunia yang dirangkum dari informasi WHO. Semoga informasi ini bermanfaat agar kita lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. 

Source:

  • Institute of Health Metrics and Evaluation. Global Health Data Exchange (GHDx), (https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/, accessed 14 May 2022).
  • Charlson, F., van Ommeren, M., Flaxman, A., Cornett, J., Whiteford, H., & Saxena, S. New WHO prevalence estimates of mental disorders in conflict settings: a systematic review and meta-analysis. Lancet. 2019;394,240--248.
  • Laursen TM, Nordentoft M, Mortensen PB. Excess early mortality in schizophrenia. Annual Review of Clinical Psychology, 2014;10,425-438.
  • Mental health atlas 2020. Geneva: World Health Organization; 2021
  • Moitra M, Santomauro D, Collins PY, Vos T, Whiteford H, Saxena S, et al. The global gap in treatment coverage for major depressive disorder in 84 countries from 2000--2019: a systematic review and Bayesian meta-regression analysis. PLoS Med. 2022;19(2):e1003901. doi:10.1371/journal.pmed.1003901.
  • https://library.neura.edu.au/ptsd-library/epidemiology-ptsd-library/prevalence-epidemiology-ptsd-library/worldwide-prevalence/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun