"Kalian belum masuk?" tanya Lyra. "We can get you guys in."Â
Sebelum Boni sempat menjawab, Rami langsung bersorak menyetujui. Mereka pun melewati baris yang diperuntukkan khusus VIP. Penjaga dan Bouncer segera membukakan pintu bagi dua rombongan itu untuk masuk. Suasana didalam ramai namun seperti pengalaman terakhir Boni disana, crowd nya selalu seru dan friendly.  Lagu Sing it back dari Moloko dengan sentuhan remix Boris Dlugosch membahana dan langsung memacu adrenalin. Rami bersama Liani, Niken dan Wanda segera mendekat ke massa yang terkonsentrasi pada bagian terluas di tempat itu. Hamparan gemerlap yang dipenuhi ratusan mahluk sexy diantara banyak meja dan sofa, serta undakan yang menampilkan dua Disc Jockey kenamaan, beraksi muterin lagu hits di era 90-an dan mengoperasikan Turntable dan mixer mereka.
Boni dan Saba duduk di Bar, kemudian pesan Bir. Tak kuasa menahan diri, Boni tak bisa melepaskan pandangannya dari Lyra, terutama dengan pria tinggi berambut ikal yang sejak dari luar tadi terus merangkul Lyra. Ia meneguk Birnya. Berusaha untuk menenangkan dirinya.
"Aman?" tanya Saba yang  agak khawatir setelah menangkap adanya gelagat tidak beres dari sahabatnya tersebut.
"Kritis Chef!" jawab Boni sambil melirik mata Saba dengan pasrah.
"Lo mau gimana?" Saba bertanya balik.
"Enggak tahu." Jawab Boni. Ia memandang Saba. Berharap sahabatnya punya jawaban untuk apa sebaiknya yang harus ia perbuat.
"Hargai aja malam ini Bon. Sekarang lo lagi disini sama kita, bukan Lyra. Just enjoy the night." Saba menenangkan Boni. "Hargai Rami yang sudah setting acara buat kita." Tambahnya, "Hargai teman-teman perempuan yang sama-sama dengan kita malam ini.
Boni terdiam, memikirkan perasaannya yang berkecamuk. Ia menoleh kearah Rami dan tiga teman wanita mereka. Boni tidak ingin merusak malam ini.