Petik kupetik si bunga melati, rajutkan satu jadi hiasan. Penyunting gadis sang penakluk hati, sekali kudapat tak hendak kulepaskan.
Melati kupetik di pagi hari, agar kesegaran tiada kan hilang. Bertemankan embun tersisa di kaki hari, sebelum mentari datang mengusir sayang. Kusuntingkan melati di telinga kiri, pada gadis pujaan yang membuat hati berdendang. Lenggok halus di sela lentik jemari, menyesap kesegaran di relung nan gersang.
Sambutlah salam sambutlah tangan, jangan abaikan jangan lengahkan. Beri senyuman tanda jawaban, itu saja puaslah keinginan. Mari sayang marilah intan, langkahkan kaki bersama ke pelaminan. Hingga terpuaskan semua hasrat dan angan, merajut kisah baru dalam kehidupan.
Melati kupetik layu dalam pelukan, sore pengantar panas nan mengeringkan. Usah takut jangan kau khawatirkan, tetapkan kujaga dalam buaian. Putih mengering dalam rona keemasan, walau kering wangi tiada tandingan. Tetapkan kujaga dalam dekapan, hingga lah maut yang kan memisahkan.
Petik kupetik si bunga melati, pengharum mata pelengkap hati. Bersama melangkah hari meniti, hingga kelak ke taman syurga Ilahi.
Â
TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.
Ando Ajo, Jakarta 19 Desember 2015.
Terima Kasih Admin Kompasiana^^
Â