Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gagasan Modul Nusantara yang Penuh dengan Toleransi

22 Maret 2023   14:26 Diperbarui: 22 Maret 2023   14:46 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar Kegiatan Modul Nusantara oleh kampus Unhas di Ketekesu Toraja, sumber foto: UHAS

Gagasan Modul Nusantara merupakan salah satu program unggulan Program Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka atau lebih lazim dikenal dengan MBKM. MBKM ini merupakan program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode kedua pemerintahan Presiden JOKOWI dan Ma'ruf untuk meningkatkan kualitas sumber daya Indonesia.

Dalam progmram MBKM yang diluncurkan pada tahun 2020 oleh Menteri Nadiem Makarim selaku Mendikbud itu memiliki ragam program. Program tersebut antara lain peogram kampus mengajar, Magang Bersertifikat, Praktisi mengajar, program pertukaran mahasiswa (PMM) dan sebagainya. Salah satu program MBKM yang sangat terasa manfaatnya bagi penerima program yakni mahasiswa adalah PMM dengan jenis program di dalamnya adalah mahasiswa dari kampus asal bisa kuliah di kampus penerima program PMM MBKM dan demikian sebaliknya. Dalam PMM tersebut tidak hanya kuliah di kampus tujuan tetapi terdapat program Modul Nusantara (MN) yang sangay luar biasa manfaatnya.

Gagasan utama dari MN adalah bagaimana mahasiswa memiliki jiwa pancasila dengan memahami keberagaman masyarakat di daerah kampus tujuan. Mahasiswa diminta bersentuhan langsung dengan komunitas masyarakat baik dengan suku dan bahasa yang berbeda maupun agama.

Salah satu bentuk keberagaman yang ada di Sulawesi Selatan yang menjadi program gagasan MN ini adalah berkunjung ke kelompok Bissu (kelompok manusia suci) yang ada di Segeri Kabupaten Pangkep. Kelompok tersebut adalah kelompok masyarakat yang dapat dikatakan suci karena sudah tidak bersentuhan langsung dengan politik hingga mereka dikucilkan lantaran dianggap transgender. Mereka tidak mengatasnamakan dirinya lelaki atau pun perempuan. 

Mereka adalah kelompok masyarakat yang hanya fokus dalam menjalankan amanahnya sebagai orang kepercayaan kerajaan di masa lampau. Di antaranya adalah sebagai perantara dalam doa dan ritual antara Dewa Patotoke dengan manusia, selain itu mereka juga bertugas sebagai penjada pusaka dan benda kebudayaan lainnya baik materi maupun non materi.

Selain dari kelompok ini yang dikunjungi mahasiswa penerima program PMM MN adalah suku Tolotang. Suku Kajang, masyarakat Bali penganut agama Hindu, dan penganut agama lainnya termasuk di kabupaten Tanah Toraja yang lebih dominan adalah Kristen.

Suku Tolotang terletak di kabupaten Sidrap yang mana masyarakat tersebut bukan merupakan muslim tetapi simbol pakaian seperti masyarakat muslim lainnya. Mereka pada akhirnya mengaku bahwa kami ini adalah penganut agama Hindu pula sehingga mereka sering kali bergonta ganti KTP. 

Namun yang terakhir saat ini adalah KTP dengan agama Hindu sebab praktek peribadatannya menyerupai agama Hindu. Suku Kajang beda lagi yakni mereka adalah muslim tetapi di sisi lain mereka melakukan praktek kebudayaan atau sebuah kepercayaan adat yang disebut dengan Patuntung. Patuntung diartikan sebagai mencari sumber kebenaran. Sehingga dalam kesehariannya sangat jauh tertinggal dengan modernitas, mereka menyerupai simbol-simbol masyarakat Suku Badui di Banten. 

Demikian keberagaman yang lain yakni masyarakat Toraja yang mayoritas Kristen selebihnya Hindu dan Islam. Masyarakat Toraja merupakanpenganut agama Kristen dan kepercayaan animisme atau kepercayaan lokal yang dalam bahasa daerah setempat di sebut Aluk Todolo. Aluk Todolo adalah agama nenek moyang suku Toraja.

Dengan pembelajaran modul nusantara yang didapatkan mahasiswa luar pulau Sulawesi ini pada dua tahun terakhir mereka tentu memahami lebih luas tentang keberagaman sehingga tercipta di benak mereka karakter pancasilais sebab mereka tidak hanya berkunjung di sana tetapi diajarakan mengenal lebih dekat serta saling bertukar pengetahuan. Bertukar Sementara mereka akan memahami kebermaknaan selamanya. 

Sehingga setelah sarjana kelak jadi pemimpin tidak serta merta mementingkan kelompok mayoritas tetapi dapat memahami eksistensi kelompok minoritas. Hari ini para mahasiswa alumni peserta modul Nusantara dari tahun 2020 dan 2022 baik yang beragama Islam maupun beragama Hindu atau agama lainnya tentu dapat memaknai indahnya toleransi di Nusantara kita ini. Di mana hari ini bertepatan dengan awal Ramadan bagi umat Islam dan juga perayaan Nyepi bagi umat Hindu yang sama-sama menuju hari yang suci.

Andi Samsu Rijal, Dosen PMM 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun