Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tak Ada Anak yang Ingin Dilahirkan Jadi Bebal

26 Februari 2023   21:44 Diperbarui: 5 Maret 2023   23:07 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Esi Gruenhagen dari Pixabay

dokpri
dokpri

Ekonomi yang kurang baik bisa menyebabkan anak akan cepat berpikir untuk menjadi pekerja di bawah umur. Sebut saudara kita yang saat ini bekerja sebagai pemulung. Meski dengan uang yang didapatkan bisa dengan jumlah besar.

Namun mempekerjakan anak di bawah umur, sama halnya menghilangkan hak anak sebagai anak. Sehingga ketika ia remaja dan dewasa hingga berumah tangga, siklus demikian bisa saja berulang.

Dalam situasi ini pemerintah bisa memberikan perhatian, bukan hanya dengan regulasi tetapi edukasi yang lebih penting.

Situasi kasus ekonomi yang lebih baik juga tidak terlalu baik baik saja. Lihat saja anak pejabat pajak kita yang akhir-akhir ini melakukan kekerasan kepada si D.

Dalam kasus ini bisa kita amati bahwa ada kontrol sosial yang hilang antara orang tua kepada anak. Dalam konteks orang tua yang mapan pada umumnya menyerahkan apa saja kepada sistem materi. Misalnya sekolah anaknya tinggal ngirim ke sekolah A atau mondok agar anaknya bisa mendapatkan akses pendidikan  yang baik.

Guru atau sekolah menjadi penanggung jawab atau orang tua kedua. Tentu uang tidak jadi masalah bagi mereka. Situasi ini pula terkadang menjadi pemicu kesenjangan di sekolah, di rumah tangga dan di masyarakat karena dengan materi semua bisa dibeli.

Dengan memikirkan karir semata, maka segala sesuatunya anak diserahkan kepada obyek (seperti sekolah, atau tempat les, hingga pekerjaan nantinya).

Sebaliknya dalam konteks demikian tentu anak yang fasilitas serba ada bisa memanfaatkan atau dimanfaatkan pada circle pergaulannya. Dengan dasar bahwa orangtua si A si B berduit, dan uangnya juga uang rakyat serta fasilitasnya juga adalah fasilitas publik (padahal bisa saja murni gaji).

Kedua, lingkungan masyarakat yang sehat. Lingkungan yang sehat akan memberikan dampak baik bagi perkembangan dan pergaulan anak.

Untuk mencari lingkungan sehat juga sangat sulit. Sebab ketika kita dalam situasi keterbatasan materi pula, tidak bisa memilih bahwa saya akan membesarkan anak saya di daerah ini dan di kompleks perumahan ini, dst. Siapa sih yang tidak mau memilih lingkungan yang sehat? Siapa juga yang mau hidup di lingkungan yang kumuh, brutal, sesak, banjir, hingga ajang kriminalitas. Namun lagi-lagi keadaan setiap individu tidaklah sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun