"Anak perempuan dari keluarga miskin yang tidak memiliki KTP dan juga difabel, misalnya, tidak hanya menghadapi satu hambatan, tetapi lapisan-lapisan diskriminasi. Untuk itu, kebijakan harus hadir dengan keadilan yang lebih menyeluruh dan sensitif terhadap kerentanan," tutup Dr. Heri.
Kehadiran dan kontribusi Dr. Heri Solehudin di PECERA 2025 menjadi bukti nyata peran aktif akademisi Indonesia dalam menyuarakan prinsip keadilan sosial di tingkat global, sekaligus menawarkan solusi konkret terhadap isu-isu pendidikan inklusif di tanah air.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI