KPS sebagai Model Nasional
Keberhasilan KPS dalam mengubah budaya santri dan mengelola sampah mandiri menjadikannya model yang bisa direplikasi di pesantren lain. Dengan dukungan RMI PWNU DIY, diharapkan gerakan ini bisa meluas ke seluruh pesantren di Indonesia.
Andika Muhammad Nuur menegaskan bahwa pesantren memiliki potensi luar biasa sebagai agen perubahan lingkungan. "Santri jumlahnya jutaan di Indonesia. Kalau semua pesantren bergerak, maka bukan hanya sampah berkurang, tapi juga ada perubahan budaya besar-besaran di masyarakat," ujarnya penuh semangat.
Penutup
Acara pelatihan "Tirakat Pesantren Merawat Bumi" di Pondok Pesantren Krapyak menjadi momentum penting untuk menggerakkan pesantren menuju kemandirian dan kepedulian lingkungan. Dengan dukungan KH Nilzam Yahya, RMI PWNU DIY, serta kolaborasi pesantren-pesantren besar, gerakan ini telah menumbuhkan kesadaran baru bahwa pesantren hijau bukan lagi impian, tetapi kenyataan yang sedang tumbuh.
Krapyak Peduli Sampah, dengan pengalaman dan komitmen kuat, berhasil menunjukkan bahwa perubahan budaya santri dalam mengelola sampah bisa terjadi cepat, hanya dalam tiga bulan. Kini, pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat lahirnya peradaban ramah lingkungan.
Dengan semangat tirakat, santri merawat bumi, bumi pun insyaAllah akan merawat generasi santri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI