Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Media Pemerintah Kabupaten Bantul Tinjau Proses Pengolahan Sampah di Krapyak Peduli Sampah

18 September 2025   20:27 Diperbarui: 18 September 2025   20:27 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumntasi Kunjungan Dari Media Pemerintah Kabupten Bantul di Krapyak Peduli Sampah (sumber:instagram/krapyakpedulissampah)

Bantul, 31 Januari 2024 --- Krapyak Peduli Sampah (KPS), yang berlokasi di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, kembali menjadi perhatian publik. Kali ini, tim media Pemerintah Kabupaten Bantul melakukan kunjungan khusus untuk meninjau sekaligus mendokumentasikan bagaimana proses pengolahan sampah dilakukan secara mandiri oleh komunitas ini. 

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengangkat praktik baik pengelolaan sampah berbasis pesantren yang dapat dijadikan teladan bagi masyarakat luas, khususnya dalam menghadapi permasalahan krisis sampah yang kini menjadi isu mendesak di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menyusuri Proses Pengolahan Sampah di KPS

Dalam kunjungan itu, tim media disambut hangat oleh Andika Muhammad Nuur, Direktur Krapyak Peduli Sampah, yang juga santri sekaligus penggerak utama program pengelolaan sampah mandiri di pesantren. Ia memaparkan filosofi utama KPS, yaitu "Sampah hari ini selesai hari ini", yang berakar dari pesan moral para kiai Krapyak tentang pentingnya kebersihan sebagai bagian dari iman.

Media Pemerintah Kabupaten Bantul kemudian diajak berkeliling melihat berbagai tahapan pengolahan sampah di KPS, mulai dari pemilahan antara organik dan anorganik, pengolahan sampah organik menjadi biogas melalui biodigester, hingga pemanfaatan anorganik menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomis.

Beberapa inovasi yang didokumentasikan antara lain:

  • Biogas dari sampah organik, yang digunakan untuk kebutuhan dapur santri.

  • Pupuk organik cair dan padat, hasil fermentasi sampah dapur dan dedaunan.

  • Produk kreatif anorganik, seperti tas dari limbah plastik, sandal multilayer, ecobrick untuk kursi, serta gantungan kunci unik dari multilayer plastik.

  • Maggot sangrai, hasil kerja sama pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot yang bermanfaat sebagai pakan ternak.

Pesantren sebagai Teladan Gerakan Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun