Mohon tunggu...
Andika Hilman
Andika Hilman Mohon Tunggu... Dokter - Story-Writer and Content Specialist | Clerkship Doctor

Surabaya, 1995

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Reincarnation #3: Pertemuan Pertama

9 Juli 2014   08:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Beberapa saat kemudian Melodi pun keluar rumah dengan menaikki kuda. "Hati-hati ya, nak!" salam ibunya dari balik pagar rumahnya.

"Siap!" katanya lalu tersenyum.

Perjalanannya menuju balai kota ia tempuh tidak terlalu lama. Terang saja, ia memacu kudanya dengan sangat kencang. Rupanya Melodi bersemangat sekali mendapatkan tugas rahasia ini. Ia memarkir kudanya di depan pintu balai kota, mengikatnya di dekat kuda-kuda lain di sana. Melodi tidak menyangka kalau ternyata di balai kota ada banyak orang. Ia belum pernah ke sana sebelumnya. Di depan balai kota banyak orang yang berjualan. Beberapa orang terlihat masuk ke balai kota. Oh bukan, ternyata mereka masuk ke dalam museum di sampingnya. Balai kota sendiri merupakan sebuah bangunan yang besar dan luas. "Mungkin ini dua kali luas rumahku," gumamnya yang terkagum-kagum dengan karya arsitektur gaya Belanda yang ada di depannya, padahal rumahnya sendiri pun tidak kalah luas. "Wah, aku belum pernah ke museum nih! Mampir dulu nggak ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Melodi akhirnya berjalan menuju pintu museum. Tepat sebelum ia masuk, ia mengurungkan niatnya. "Masuk tidak ya? Ah, kembali ke balai kota saja dulu deh!" pikirnya. Tiba-tiba, seorang pria keluar dari museum. Kepalanya pun terhantam oleh pintu yang terbuka.

"Aduh!" keluh Melodi.

"Oh, maafkan saya," kata pria tersebut.

Melodi lalu melihat orang yang menabraknya. Ia tidak kenal dengan pria tampan berkulit sawo matang yang agak kumal tersebut. "Iya, maaf, saya yang salah," ucap Melodi.

"Tolong hati-hati kalau berjalan ya, Mbak. Permisi, saya mau lewat," kata pria tersebut tegas. Ia sepertinya terburu-buru karena Melodi begitu saja ditinggalkannya.

"Ih, siapa sih, kok nggak tahu diri banget!" kata Melodi dalam hati. Ia memperhatikan pria itu. "Tunggu, d pergi ke balai kota? Jangan-jangan ia salah satu dari 7 agen rahasia! Wah kalau begitu aku harus cepat menyusulnya,"kata Melodi lalu mengikuti pria tersebut ke arah balai kota diam-diam.

***

Dengan motor tua yang ia pinjam dari sahabatnya di desa, Gilang pergi ke balai kota dengna sangat cepat. Pada jaman tersebut, motor masih dianggap tabu dan tidak lebih baik dari kuda. Namun hari itu Gilang mengendarainya secepat kuda di atas gurun pasir, begitu katanya. Gilang pun parkir di dekat kuda-kuda yang juga terparkir di sana. Sama seperti Melodi, ia juga baru pertama kali ke balai kota. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah museum di samping balai kota. "Masuk dulu ah!" ujarnya pada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun