Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Gelang Hantu Bule" (Horor komedi) Part 1 dan 2

25 September 2020   14:13 Diperbarui: 26 September 2020   19:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggak! Teriak kami berlima dengan kompak.

Kami tahu Juki sangat pandai memasak apapun kecuali membuat pentol rasanya sangat aneh dan tidak enak ditambah pentolnya dicampurnya dengan sesuatu yang tidak cocok.

"Kalau gak mau,jangan ngegas dong," ucap Juki dengan raut muka cemberut, "aku makan sendiri saja, kebetulan pentol kali ini rasa siput sawah, enak banget." Jelasnya sambil memasukkan buah-buah pentol kedalam mulutnya.

Mendengar perkataan Juki, perutku rasanya ingin mual.

Hari pun mendekati malam kami semua mandi menggunakan dua ruang kamar mandi musholla, antrian panjang tidak bisa dihindarkan, satu persatu secara bergantian bahkan diantara kami susah untuk buang air besar hingga sampailah giliranku, ketika aku sedang mandi, tiba-tiba ada seorang bayangan seorang wanita melintas didepanku kebetulan saat itu aku memakai shampoo hingga tidak terlihat begitu jelas perasaanku mulai terasa tidak enak dan aku pun segera menyelesaikan mandiku dengan segera.

Saat magrib tiba kami semuanya sholat berjamaah di pimpin seorang ustadz sebagai imamnya, ia asli penduduk di desa itu, kemudian ia memberikan tausiah sebagai nasihat untuk kami dalam menjalankan kewajiban manusia sebagai hamba Allah. Setelah itu kami pun mempersiapkan makan malam sebelum acara renungan dimulai. dengan masing-masing tugas yang telah diberikan Juki sebagai ketua kelompok kami. Aku dan Doni mempersiapkan kayu bakar sedangkan Yudi, Heri dan Juki mempersiapkan bahan yang ingin yang dimasak. Kelompok kami sengaja tidak membawa kompor karena terlalu ribet. Sedangkan kelompok sebagian besar membawa kompor dan tabung gas.


Aku dan Doni pun pergi mencari kayu atau dahan kelapa di dekat tepi pantai dengan menggunakan senter kecil. Ternyata ditempat itu banyak sekali ranting kayu tembakau begitupula dengan dahan kelapa yang sudah lapuk. Namun disaat sedang mencari kayu tiba-tiba....
"Prakkkkk" Terdengar suara seperti benda jatuh dari atas.

"Astaga apa itu Yas, lirih Doni dengan muka cemas, sambil menghampiriku dengan cepat.

"AKu juga tidak tahu." Jawabku dengan pelan, jantungku sudah mulai berdegup kencang dan darahku serasa mengalir 3 kali lebih cepat.
kami pun mendekati sumber suara tadi dengan pelan.

"Hufff, ternyata buah kelapa Don." Gumam ku, buah yang sudah tua terjatuh dari pohonnya. Namun secara cepat terlihat batang kelapa tersebut bergoyang dengan cepat padahal saat itu tidak ada angin yang bertiup kencang."

"Apa itu Yas. Jangan-jangan..." Tanya Doni. Ia terlihat ketakutan Tiba-tiba suasana berubah menjadi tegang dan menyeramkan. Batang kelapa tersebut bergoyang semakin lama semakin naik keatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun