Plesiran Tempo Doeloe
Ambon Banda Neira
Day-5 : Gunung Api, Gua Menangis
Selasa, 20 November 2007
Sesuai dengan itinerary yang telah diedarkan kesemua peserta, pada pukul 05.00 pagi sebanyak 20 anggota Batmus sudah bersiap-siap mendaki gunung Api dengan harapan akan menyaksikan dan mengabadikan sunrise.
Gunung Api
Gunung Api ini tingginya 666 meter dari permukaan laut terletak di pulau gunung Api yang berlokasi di seberang hotel Maulana tempat kami menginap, yang bayang-bayangnya seakan selalu menaungi pelabuhan Banda Neira. Gunung Api Banda merupakan jalur gunung api aktif yang pernah meletus di tahun 1614, 1720, 1810, 1891. Letusan besar terakhir yang pernah terjadi adalah pada tanggal 8 Mei 1988. Batmus pada malam hari sebelumnya menonton film yang berdurasi 30 menit tentang letusan gunung tersebut. Sungguh sangat dahsyat dan mengerikan. Menghamburkan lava, batu pijar, awan panas, sehingga hampir seluruh penduduk Banda diungsikan ke Ambon. Pulau-pulau disekitar kepulauan Banda ditutupi abu vulkanis yang sangat tebal. Tidak ada kehidupan selama berminggu-minggu di kepulauan Banda.
Dengan di pandu oleh 2 orang guide dari hotel, Pak Rahman dan Edi, mereka yang ikut mendaki adalah: Nadrah, Myrna, Indie, Endah, bu Nur, bu Irma, Yosi, Rere, Sjamsu, Adep, Afdol, bu Grace, Shinta, Ivan, Evi, Novi, Ani, Tina, Nia, dan Wiwit, langsung menaiki boat menyeberang selama 5 menit dari hotel ke kaki gunung di pulau gunung Api. Jalur pendakian memang tidak bisa dibilang mudah tapi juga tidak terlalu berat. Mendaki sampai pos 1 beberapa Batmus menyerah. Indie sampai sepatunya robek, ada yang kakinya lecet menginjak karang yang tajam. Hanya 3 orang yang berhasil sampai ke puncak gunung yaitu, yang pertama: Sjamsu, lalu Afdol dan terakhir Adep. Dalam perjalanan turun gunung beberapa Batmus malah turun dengan plosotan secara bergantian. Ini karena licinnya medan. Hampir pukul 11.00 mereka sudah kembali dengan selamat di hotel dengan bercucuran keringat karena panasnya terik matahari. Kesan mereka yang ikut pendakian sangat senang dan happy. Kapan lagi mendaki gunung, diBanda lagi.
Sebagian Batmus yang tidak ikut mendaki memanfaatkan waktu untuk hunting foto sendiri. Ada yang ke airport Banda, (Prim, Ade, Ani dan yang lain), Ada yang menyusuri Gua Menangis (Ria, mas Wisjnu dan Meta).
Gua Menangis
Dengan hebohnya Ria bercerita tentang gua menangis tersebut. Konon menurut cerita penduduk setempat, orang-orang Belanda mencari-cari penduduk yang dianggap memberontak pada Belanda. Didekat gua si Belanda mendengar tangisan bayi. Ternyata tangisan tersebut berasal dari gua tadi. Belanda memasuki gua dan terjadilah pembunuhan yang sadis atas penduduk Banda yang bersembunyi di gua tersebut. Sampai sekarang menurut penduduk masih sering kedengaran suara tangis bayi dari gua tersebut. Sebagian Batmus lainnya menyasar pasar kaget mencari oleh-oleh khas Banda seperi manisan pala, kue kenari, Cakalang bakar, selai pala dan lainnya. Pasar kaget di Banda terjadi pada waktu kapal Pelni merapat saja, berlokasi disekitar pelabuhan, sama halnya dengan pasar kaget yang terdapat di pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Makan siang kami yang terakhir masih disuguhi dengan menu ikan berukuran besar yang di goreng dan dipanggang dan aneka sayuran. Pukul 5 sorenya kapal Ciremai yang akan kami tumpangi sudah muncul kembali di pelabuhan Banda yang datang dari Tual. Kami bersiap-siap, berpamitan dengan Raymon sang putra dari Bapak Des Alwi, Mas Dede, pak Fauzan dan seluruh kru dari hotel Maulana . Juga tak lupa berpamitan dengan pak Abdulrahman dan para pemandu lainnya yang membantu kami selama di Banda. Takut tidak kebagian makan malam di kapal Ciremai seperti pelayaran kami dari Ambon ke Banda, pihak hotel membekali kami dengan nasi kotak untuk rombongan. Eh ternyata pada pukul 8 malam diumumkan waktu makan malam di cafenya kapal Ciremai. Jadilah kami makan 2 kali malam itu. Terima kasih banyak teman-teman, semoga kami kembali lagi suatu saat nantinya. Perjalanan ke Ambon memakan waktu 7 jam, sama seperti kami dari Ambon ke Banda. Berangkat jam 7 malam, kami berlabuh di Ambon pada pukul 2 dini hari pada keesokan harinya, Di pelabuhan sudah menunggu Bu Ima dengan 3 bus yang membawa kami ke hotel Ambon Manise.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI