Lihat ke Halaman Asli

Yayuk CJ

TERVERIFIKASI

Pembalap Baru

Puisi : Jam Tiga Pagi

Diperbarui: 6 Oktober 2025   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - Dokumentasi pribadi

Jam Tiga Pagi (#1)

Di ambang hening malam,
langit menunduk bisu,
aku bersimpuh
di hadapan Bunda Tuhan, penuh harap

Tiada lagi kata,
hanya manik-manik Rosario kugelung satu demi satu
seperti tangis jiwa yang merindu,
mengalirkan harap melalui hembusan doa

“Ave Maria,”
nada suci mengalun dalam sunyi,
setiap patah kata meniti relung hati
menuju cinta ilahi

Bunda yang diberkati,
jembatanku nan lembut menuju Sang Putra
pelita di relung terdalam,
membimbingku ke hadirat Allah

Dalam adzan yang senyap,
ratapan dan kerinduan mengalir,
mendamba rahmat-Nya,
menyelam cinta suci ilahi

Lewat tangan Bunda,
kuharap Sang Putera memenuhi setiap nafasku,
hingga cintanya menghunjam ke akar jiwa,
menjadikan hidupku ada arti

Jam jadul Bapak kembali berdentang
Satu, dua, tiga
nyala iman membakar harap,
cinta-Nya menembus kabut malam,
terbenam aku dalam damai kekal

Jam Tiga Pagi (#2)

Ayam berteriak parau
Lilin di meja menyala redup
Angin bergemuruh di balik jendela
Bumi memeluk erat tubuhnya sendiri

Jam kuno berdentang
Satu, dua, tiga
Melaju seperti tombak
Menikam dalam doa

Tuhan…
Cukupkan aku
Kayakan aku
Kebaikan dan berkat-Mu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline