Lihat ke Halaman Asli

Silvany Dianita

Pranata Humas Ahli Muda BPSDM Kemendagri dan Psikolog Klinis

Citayam Fashion Week: Kemunculan Interaksionalisme Simbolik dan Kebutuhan Ruang Publik untuk Ekspresi

Diperbarui: 25 Juli 2022   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima remaja di Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (11/6/2022).(Kompas.com/Cynthia Lova)

Interaksionalisme simbolik merupakan salah satu kajian sosial yang menjelaskan tingkah laku manusia melalui analisis makna sosial.

Secara sadar atau pun tidak sadar, setiap hari kita selalu disuguhi oleh berbagai yang sedang "hype" dan yang sedang hangat menjadi pembicaraan kaum urban terutama di kota Jakarta adalah kemunculan dari anak-anak yang berasal kota-kota penyanggah di sekitaran kota Jakarta.

Anak-anak yang berasal dari daerah Citayam, Bojong Gede, dan Depok serta sekitarannya menjadi topik hangat setiap kalangan.

Kemunculan mereka dikenal sebagai istilah "Citayam Fashion Week" dikarenakan kehadiran mereka memberikan warna yang kreatif dan yang menjadi sorot perhatian juga adalah tempat "nongkrong" mereka adalah berada di kawasan SCBD (Sudirman Central Business District) yang kini diplesetkan sebagai singkatan Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok (SCBD, sekarang). It happens! Termasuk saya pun juga tertarik untuk mengulas singkat keberadaan mereka.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kemunculan anak-anak muda di pinggiran jakarta yang ingin mencicipi bagian perhatian dari kelompok urban memang sedang menjadi buah bibir setiap golongan masyarakat mulai dari pemerintah sendiri, politisi, penggiat media sosial, berita di televisi maupun berita sacara daring, tidak ingin ketinggalan untuk membicarakan anak-anak "SCBD" ini.

Sekarang kita perlu lihat profil dari kelompok SCBD ini dari beberapa sudut pandang baik secara psikologi, sosial, dan peran pemerintah.

Remaja dan Permasalahannya

Kelompok "SCBD" yang sedang viral adalah terdiri dari anak-anak remaja yang di bawah berusia 20 tahun dan memiliki kondisi status sosial yang rendah serta putus sekolah. Sekarang kita perlu memahami, sosok anak-anak remaja ini dari segi tipologi dan permasalahan umum yang dirasakannya.

Mengutip pernyataan John W. Santrock seorang penulis anak dan remaja mengatakan masa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline