Dinding-dinding berdiri sepi
pilar-pilar tegak berdiri
lorong-lorong sunyi
belum tampak yang melewati
Dia sedang menunggu
tetapi tidak tahu
siapa yang tunggu
hanya memandang ke arah lorong itu
Waktu yang telah menuntun sepi
tampak sepi menari-nari
bersamaan dengan angin yang bertiup membunuh rasa gerah melumur diri
tetapi tidak ingin menyerahkan kepada lorong sepi
Tetap duduk di tempat semula
menunggu sepi pergi bersama waktu yang mulai bekerja
dia pun tidak ingin bertanya
membiarkan lorong ramai pada saatnya
Lorong tidak perlu didesak
karena waktu berjalan membawa tapak demi tapak
dinding lorong bisa ditulis
mulai dari catatan tawa hingga tangis
Sungailiat, 30 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI