Pada masa keemasan Kesultanan Sambas, Bengkayang merupakan pusat tambang emas. Â Tepatnya di daerah Monterado. Â Kandungan emas yang cukup besar telah menjadikan Bengkayang sebagai daerah strategis untuk menopang kemajuan Kesultanan Sambas saat itu. Bahkan tumbuh dan berkembangnya Singkawang menjadi salah satu pusat kota yang ramai saat ini tidak terlepas dari potensi emas di Bengkayang pada waktu itu.
Sekarang Bengkayang sedang berbenah untuk mensejajarkan diri sebagai kabupaten yang maju. Â Besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliknya bukan tidak mustahil bengkayang akan menjadi salah satu etalase kemajuan NKRI di kawasan perbatasan negara. Hamparan yang luas perkebunan kelapa sawit, kelapa, rumput laut, jagung/palawija dan potensi tambang merupakan sumber daya penting bagi perkembangan kabupaten bengkayang.
Dengan beroperasinya bandara di Singkawang telah menjadikan jarak tempuh yang lebih singkat menuju bengkayang dari Jakarta. Â Jika jalan darat dari bengkayang perlu waktu sekitar 5 (lima) jam lagi dari bandara pontianak. Â Sekarangan cukup sekitar 2 (dua) jam saja dari Singkawang menuju pusat kota bengkayang. Â
Tata Kelola Pengelolaan Sumber Daya
Bengkayang sebagai salah satu kabupaten di Kalimantan Barat memiliki modal yang besar untuk menjadi kabupaten maju di NKRI. Â Hamparan kebun sawit yang luas merupakan potensi Bangkayang yang harus dimaksimalkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Bengkayang. Â Nilai ekonomi sawit yang besar perlu didukung oleh keberpihakan regulasi agar masyarakat Bengkayang bisa menjadi bagian utama dalam mersakan dampak kesejahteraan dari oil booming penjualan minyak sawit.
Jangan sampai rakyat bengkayang kesulitan minyak goreng atau kesulitan BBM berupa biodiesel padahal ribuan hektar pohon sawit ada disekitar pekarangan rumah warga. Â Menurut data BPS (2024) luas perkebunan sawit di bengkayang adalah 77.482 hektar. Â Angka yang cukup besar sebagai salah satu sumber daya alam penopang perekeonomian kabupaten bengkayang.
Apalagi saat ini ada momentum pengelolaan sawit eks PT Duta Palma yang akan dikelola PT Agrinas Palma Nusantara. Â Sudah saatnya Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Â bersama Perusda Bengkayang ambil bagian dalam mengelola perkebunan sawit tersebut. Â Perlu dibuat tata kelola baru dalam pengelolaan sumber daya sawit berbasis penguatan ekonomi rakyat.
Perusda Bengkayang bisa menjadi holding dari KDMP untuk bekerjasama dengan PT Agrinas Palma Nusantara dalam melakukan kerjasama pengelolaan kebun sawit tersebut. Â Kegiatan-kegiatan berbasis budidaya seperti penyediaan pupuk, pemeliharaan tanaman sawit sampai pemanenan bisa dikerjakan oleh KDMP. Â Termasuk jasa transportasi yang memerlukan investasi lebih besar bisa dikerjakan oleh Perusda Bengkayang. Â Sementara Pabrik CPO dan produk turunan lainnya berbasis kelapa sawit menjadi ranah PT Agrinas Palma Nusantara untuk membangunnya.