Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencintai Batik Tidak Cukup Dengan Slogan

2 Oktober 2025   20:17 Diperbarui: 2 Oktober 2025   20:17 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

70 Persen Lemari Saya Isinya Batik

Dari Bukti Cinta Budaya Hingga Jembatan Persaudaraan di Australia

Kalau membuka lemari pakaian saya, dapat dikatakan hampir 70 persen isinya adalah batik. Tentu bukan untuk dijadikan pajangan, melainkan benar-benar untuk dipakai. Di musim dingin di Australia, memang saya lebih sering memakai jaket, tetapi begitu cuaca menghangat, batiklah yang kembali menjadi pilihan utama saya.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Bagi saya, cinta batik tidak cukup hanya diucapkan sekali dalam setahun, misalnya saat Hari Batik Sedunia. Cinta batik harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Misalnya dengan mengenakannya dalam berbagai kesempatan, atau bahkan menjadikan batik sebagai hadiah ulang tahun bagi teman-teman di Australia. Mereka pun senang, sebab di balik motif batik tersimpan filosofi, sejarah, dan seni yang khas dari Indonesia.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Setiap orang tentu punya cara berbeda untuk membuktikan cintanya, termasuk cinta pada batik Indonesia. Ada yang memakainya sehari-hari, ada yang mengoleksinya, ada pula yang memperkenalkannya kepada dunia. Semua itu adalah wujud nyata yang jauh lebih berharga daripada sekadar slogan.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Perlu kita ingat, pada 2 Oktober 2009, UNESCO secara resmi mengakui batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sejak saat itu, setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Sedunia. Pengakuan ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab kita semua untuk terus melestarikan dan memakainya dengan bangga.


Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 
Yang membuat saya bahagia, setiap kali saya mengenakan batik di Australia, banyak orang yang bertanya: "Baju apa ini? Motifnya indah sekali." Dari situlah percakapan dimulai. Saya bisa menjelaskan bahwa batik berasal dari Indonesia, memiliki filosofi yang mendalam, dan setiap motif menyimpan cerita. Dengan cara sederhana itu, batik menjadi bahasa persahabatan---menghubungkan budaya Indonesia dengan bangsa lain melalui keindahan dan maknanya.


Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 


Bagi saya, cinta itu bukan slogan, tetapi tindakan.
Dan cinta batik adalah salah satu cara saya menunjukkan kebanggaan terhadap warisan budaya bangsa, sekaligus menjadikannya jembatan persahabatan lintas negara.

Selamat Hari Batik Sedunia.

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun