Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lorong Sepi

30 September 2025   21:02 Diperbarui: 30 September 2025   21:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinding-dinding berdiri sepi
pilar-pilar tegak berdiri 
lorong-lorong sunyi 
belum tampak yang melewati

Dia sedang menunggu 
tetapi tidak tahu 
siapa yang tunggu 
hanya memandang ke arah lorong itu

Waktu yang telah menuntun sepi 
tampak sepi menari-nari 
bersamaan dengan angin yang bertiup membunuh rasa gerah melumur diri
tetapi tidak ingin menyerahkan kepada lorong sepi

Tetap duduk di tempat semula 
menunggu sepi pergi bersama waktu yang mulai bekerja 
dia pun tidak ingin bertanya 
membiarkan lorong ramai pada saatnya 

Lorong tidak perlu didesak 
karena waktu berjalan membawa tapak demi tapak 
dinding lorong bisa ditulis 
mulai dari catatan tawa hingga tangis 

Sungailiat, 30 September 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Puisi | Ketinggian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun