Lihat ke Halaman Asli

Moh. Robith Kholili

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. NIM: 24107030093

Antara menikmati masa muda atau kenakalan

Diperbarui: 16 April 2025   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar menikmati masa muda dengan mencari kesenangan(sumber pribadi)

Masa muda adalah fase kehidupan yang penuh dengan semangat, rasa ingin tahu, dan dorongan untuk bebas. Banyak orang berkata bahwa masa muda adalah waktu terbaik untuk menikmati hidup, mencoba berbagai hal, dan menjalani semua yang tidak bisa dilakukan saat sudah dewasa nanti. Saya tidak menolak pandangan itu, karena saya pun merasakannya. Namun, yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah: apakah menikmati masa muda harus selalu diidentikkan dengan kenakalan?

Sebagai seseorang yang juga sedang berada di masa muda, saya menyadari bahwa godaan untuk "berbeda" atau "berani" sangat besar. Terlebih di lingkungan sosial saat ini, banyak yang menganggap bahwa seseorang itu keren jika berani melanggar aturan, melakukan hal-hal ekstrem, atau menunjukkan sikap pemberontakan. Tak jarang, kenakalan dianggap sebagai bagian dari pembuktian diri, semacam tanda bahwa seseorang tidak takut mencoba dan bebas dari tekanan.

Namun, menurut saya pribadi, kenakalan bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan jati diri atau menikmati kehidupan. Bahkan, saya meyakini bahwa menikmati masa muda bisa dilakukan dengan cara yang jauh lebih positif, produktif, dan tetap menyenangkan tanpa harus menyakiti diri sendiri atau merugikan orang lain.

Saya pernah berada di titik di mana saya bertanya-tanya: salahkah kalau saya ingin "nakal sedikit" hanya demi merasa seperti remaja pada umumnya? Rasa penasaran, keinginan untuk dianggap keren, atau sekadar ingin merasa bebas, memang sempat muncul. Tapi kemudian saya berpikir, apa yang akan saya dapatkan dari semua itu? Apakah rasa senang sesaat sebanding dengan kemungkinan masalah yang bisa terjadi setelahnya?

Bagi saya, kenakalan yang tidak terkontrol bisa berujung pada penyesalan. Banyak orang yang mungkin awalnya hanya ingin coba-coba, namun akhirnya terjebak dan kesulitan untuk kembali ke jalur yang benar. Kenakalan yang dianggap biasa di masa muda bisa saja memberikan dampak jangka panjang  baik terhadap kesehatan, pendidikan, maupun masa depan kita.

Saya lebih memilih untuk menikmati masa muda saya dengan cara yang sehat dan penuh makna. Misalnya, saya senang mengisi waktu dengan hal-hal yang membuat saya berkembang, seperti membaca, menulis, ikut organisasi, berdiskusi dengan teman-teman yang memberi energi positif, atau sekadar mengejar hobi yang membuat saya bahagia. Kegiatan-kegiatan itu memang tidak selalu membuat saya terlihat "keren" di mata semua orang, tapi saya merasa puas dan tenang.

Selain itu, saya juga belajar dari orang-orang di sekitar saya. Saya melihat beberapa teman yang memilih jalan kenakalan, dan tidak sedikit dari mereka akhirnya menyesal. Ada yang tertinggal jauh dalam pendidikan, ada yang kehilangan kepercayaan dari keluarga, bahkan ada yang harus menjalani proses hukum karena perbuatan yang awalnya hanya dianggap "main-main". Dari situ, saya semakin yakin bahwa pilihan hidup sangat menentukan masa depan.

Bukan berarti saya menutup diri dari kesalahan. Saya sadar bahwa dalam hidup, kita pasti pernah melakukan kesalahan. Namun menurut saya, kesalahan sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk membenarkan kenakalan. Justru, jika kita bisa belajar tanpa harus jatuh terlalu dalam, bukankah itu lebih baik?

Lingkungan tempat kita tumbuh juga sangat memengaruhi keputusan kita. Saya merasa bersyukur bisa berada dalam lingkungan yang cukup mendukung. Teman-teman saya banyak yang punya cita-cita, semangat untuk belajar, dan saling mengingatkan jika ada yang mulai keluar jalur. Dengan dukungan seperti itu, saya merasa lebih kuat untuk bertahan pada pilihan hidup yang saya yakini benar.

Kesimpulannya, saya percaya bahwa menikmati masa muda itu penting. Tapi menikmati hidup bukan berarti kita harus bebas tanpa batas. Kita tetap bisa bersenang-senang, mencoba hal baru, dan mengeksplorasi kehidupan selama itu tidak merusak diri kita sendiri. Kita punya hak untuk memilih jalan yang kita anggap baik, dan saya memilih jalan yang lebih tenang, lebih bijak, meskipun mungkin terlihat membosankan bagi sebagian orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline