Lihat ke Halaman Asli

Nia Aniati

Penulis, pendidik, ibu rumah tangga

Mengambil Hikmah dari Cerita Rakyat

Diperbarui: 10 Januari 2021   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Thegorbalsla.com

Banyak cerita rakyat di Indonesia yang begitu melegenda. Cerita-cerita tersebut akhirnya menjadi sebuah mitos di beberapa tempat wilayah Indonesia. Sebagai pembaca yang baik, tidak perlu terlalu mencari kebenaran tentang cerita rakyat tersebut. Sebaiknya, kita ambil saja pesan moral dan hikmah dari setiap cerita karena semuanya memberikan pelajaran berharga.

Berikut ada lima cerita rakyat yang melegenda yang bisa kita ambil hikmah yang terkandung di dalamnya.

  • Lutung Kasarung

Cerita rakyat Lutung Kasarung berawal dari seorang putri yang bernama Purbasari ditunjuk sebagai seorang ratu di sebuah kerajaan. Kemudian kakaknya merasa iri dan akhirnya memfitnahnya sehingga Purbasari diusir dari istana.

Setelah berada di luar istana, Purbasari bertemu seekor lutung yang merupakan jelmaan seorang pangeran. Akhirnya mereka bekerja sama untuk mencari keadilan dan merebut tahta kerajaan dari kakak Purbasari yang licik.

Dari cerita di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa jangan pernah merasa iri dengan sesuatu yang orang lain miliki. Bisa saja, dengan usaha yang lebih keras kita bisa memiliki sesuatu yang lebih baik yang bisa disyukuri. Apa yang ada pada orang lain tidak perlu kita merasa terganggu karena itu sudah menjadi bagian mereka. Tidak perlu merebutnya apalagi dengan cara yang salah.

Sifat hasad yang dimiliki oleh kakak Purbasari tidak akan pernah menguntungkannya, justru hasad itu akan merugikan dirinya kelak. Sebab, pada akhirnya keadilan akan selalu menang.

  • Batu Menangis

Cerita ini menceritakan seorang ibu yang memiliki anak perempuan yang berparas cantik. Namun sayang, watak anak tersebut sangat jahat. Dia pemalas dan juga sombong.

Pada suatu hari, ibu dan anak tersebut pergi ke pasar. Saat tiba di pasar anak tersebut mengatakan bahwa wanita tua yang bersamanya bukan ibunya tetapi pembantunya. Betapa sedih dan juga kecewa perasaan sang ibu karena perkataan anaknya. Akhirnya dia berdoa semoga Allah Swt menghukum anaknya tersebut. Akhirnya anak itu menjadi sebuah batu yang menangis karena memohon ampun atas perbuatannya.

Sebagai seorang anak, bagaimanapun kondisi ibu kita dan orang tua kita tetaplah hormati mereka. Sadarilah bahwa keadaan kita adalah karena jasa orang tua. 

Berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban. Harus selalu kita ingat bahwa ridhonya Allah tergantung ridho orang tua dan murkanya Allah tergantung murkanya orang tua. Jika sudah terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan karena telah telah menyakiti orang tua, menyesal kemudian tidaklah berguna.

  • Sangkuriang 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline