Mohon tunggu...
evan hutajulu
evan hutajulu Mohon Tunggu... Pelajar

Siswa yang menyukai topik seputar dunia ekonomi dan juga fashion

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Fenomena Demonstrasi DPR dan Vandalisme

15 Oktober 2025   21:00 Diperbarui: 15 Oktober 2025   20:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Vandalisme merupakan kegiatan yang merusak benda atau properti seperti fasilitas umum yang kerap kali terjadi tanpa suatu alasan yang jelas dan pelaku utama yang seringkali terlibat adalah anak muda. Apabila ditinjau dari sisi hukum tindakan vandalisme merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Namun, sanksi dan penegakan yang diberikan belum dapat dijalankan secara optimal sehingga pelaku vandalisme masih dapat berkeliaran secara terus menerus. Tindakan vandalisme sangatlah merugikan bagi banyak pihak baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Vandalisme dapat menciptakan rasa tak aman bagi masyarakat dan bagi pemerintah akan memakan biaya yang seharusnya tak perlu dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas yang dirusak oleh para pelaku vandalisme.

Vandalisme kadang kali dilakukan dengan motivasi-motivasi tertentu, tetapi yang menjadi penyebab umum seseorang melakukan tindakan vandalisme adalah karena adanya rasa tidak puas dalam diri sehingga diekspresikan dengan vandalisme. Aksi ini kian lama menjadi suatu budaya yang ada di golongan muda terbukti dengan banyaknya coretan yang ada di ruang publik dan fasilitas umum. Hal ini merupakan penyimpangan dari norma-norma yang ada dan merupakan suatu kondisi gangguan dalam mengontrol diri serta perasaan yang berujung dengan tindakan-tindakan destruktif terhadap fasilitas umum. Ahli ahli menjaga fasilitas yang seharusnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat dan banyak orang, aksi vandalisme sebaliknya  merusak, mengganggu, dan merugikan banyak orang.

Vandalisme apabila semakin lama dibiarkan maka akan semakin menjadi seperti sebuah wabah di dalam tubuh masyarakat, yang tentunya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dari masyarakat. Penanganan terhadap aksi vandalisme menjadi penting karena vandalisme adalah sesuatu yang seharusnya dapat dicegah dari awal. Namun, tindakan pencegahan dan preventif ini perlu campur tangan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah,masyarakat,keluarga, dan juga aparat penegak hukum. Keterlibatan pihak-pihak ini tentunya dapat membantu dalam proses pencegahan tindakan vandalisme agar tidak semakin marak terjadi.

Definisi dan Jenis Vandalisme
 Vandalisme yang paling umum untuk terjadi dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk coret-coretan di fasilitas seperti halte bus, lampu jalan ataupun bangunan bersejarah (Rosmalinda,2024). Vandalisme dengan coretan seperti ini sejenis ini terkadang dikaitkan dengan grafiti tetapi ini merupakan 2 hal yang berbeda. Grafiti bertujuan untuk menunjukan kemampuan berbeda dengan vandalisme yang ingin memperlihatkan kehancuran. Vandalisme seperti ini dikategorikan ke dalam jenis vandalisme Malicious vandalism, dimana tindakan ini di dasari dengan perbuatan atas rasa untuk memenuhi keinginan diri untuk membuat kekacauan dan kerusuhan. Dari jenis tindakannya pula vandalisme dapat dikategorikan ke beberapa jenis yang berbeda (menurut Goldstein dalam Nurlaily 2023):
Acquisitive Vandalism: Tindakan yang didasarkan untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri baik dalam bentuk materi maupun bentuk lainnya seperti uang dan harta benda.
Tactical vandalism:Bentuk vandalisme yang digunakan pelaku dengan taktik untuk mencapai suatu hal
Play vandalism: Bentuk vandalisme dimana pelaku ingin menunjukkan ekspresi senang dengan vandalisme
Ideology vandalism: Bentuk vandalisme untuk menunjukkan suatu ideologi atau paham pikir
 Vindicate Vandalism: Vandalisme yang bertujuan untuk membalas dendam terhadap pihak tertentu.
 

Fenomena Vandalisme dalam demonstrasi dan Faktor-faktor penyebab vandalisme.

Vandalisme terjadi tidak semata-mata terjadi tanpa sebab. Namun,ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang. Menurut (Santrock dalam Hermi 2023) terdapat faktor seperti kondisi hormonal dimana umumnya remaja laki-laki lebih sering melakukan tindakan vandalisme dibandingkan dengan remaja perempuan. Ada pula faktor lain seperti perhatian orang tua, kondisi keuangan, pergaulan sebaya dan faktor-faktor lainnya. Perlu ada perhatian khusus dari berbagai pihak untuk menangani permasalahan yang marak terjadi di remaja laki-laki agar vandalisme dapat diminimalisir.

Dampak terhadap fasilitas umum dan kerugian
Demonstrasi 25 Agustus 2025 di  gedung DPR Senayan tidak lepas dari aksi vandalisme yang dilakukan oleh remaja laki-laki sebagai para pelaku utama. Properti seperti dinding,tembok, dan fasilitas seperti halte bus, pintu tol di beberapa titik dekat dengan area demonstrasi turut menjadi korban aksi vandalisme. Vandalisme ini menyebabkan kerusakan parah yang tentunya akan membuat pengeluaran daerah yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Dilansir kerusakan yang dialami di daerah Jakarta berkisar sebesar 55 miliar rupiah. Dana sebesar ini tidak akan dikeluarkan apabila tidak terjadi aksi vandalisme di demonstrasi 25 Agustus 2025.

Demonstrasi yang terjadi pada tanggal 25 Agustus menjadi sebuah peluang bagi para pelaku vandalisme untuk melancarkan aksinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kerusakan fasilitas di berbagai titik di Jakarta. Demonstrasi menurut (Nusantara,2025)  adalah suatu kebebasan menyampaikan pendapat dan ide  di khalayak umum secara bebas dan aman. Namun, aksi demonstrasi yang biasanya dilakukan terjadi secara anarkis dan muncul aksi vandalisme. Aksi vandalisme ini dapat terjadi karena beberapa faktor:
Jumlah massa yang terlalu banyak: Jumlah massa yang ada ketika aksi demonstrasi menjadi sebuah tantangan bagi para aparat keamanan untuk mengendalikan dan mengkondisikan perilaku demonstrasi yang anarkis
Provokator: Sosok yang memberikan provokasi juga menjadi sebuah faktor aksi vandalisme dapat terjadi. Provokator bagai sebuah penyulut dalam aksi demonstrasi yang dapat memancing lebih banyak massa untuk melakukan perilaku vandalisme.
Faktor Psikologis: Kondisi psikologis seseorang apabila berada di suatu kelompok dengan jumlah anggota yang besar dapat memicu kondisi psikologis yang lebih berani serta agresif dalam melakukan aksi-aksi yang menyimpang dan melanggar hukum.

Faktor-faktor ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dalam sebuah demonstrasi termasuk pada demonstrasi tanggal 25 Agustus 2025. Tantangan ini yang akan dihadapi dalam aksi-aksi yang akan terus berlangsung apabila tidak dilakukan penanganan yang baik pada masyarakat.

Solusi untuk vandalisme dalam demonstrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun