Lihat ke Halaman Asli

Edukasi Kelayakan Finansial dan Pencatatan Keuangan Digital untuk Usaha Kacang Mete oleh Tim Doktor Mengabdi UB di Desa Sanenrejo, Kabupaten Jember

Diperbarui: 11 Agustus 2025   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelaksanaan Bimbingan Teknis bersama kelompok usaha Kacang Mete (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Foto bersama Ibu Juariyah, pelaku usaha kacang mete Desa Sanenrejo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup kegiatan penyebarluasan, penerapan, dan sosialisasi hasil-hasil penelitian kepada masyarakat, yang dilaksanakan oleh dosen atau tim dosen. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Program Doktor Mengabdi (DM), yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya. 

LPPM Universitas Brawijaya akan membentuk tim pengelola program DM dengan tanggung jawab yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan. Tim pengelola program DM ini terdiri atas dua tim, yakni tim dosen dan juga tim mahasiswa. Tim dosen merupakan sejumlah dosen dari berbagai program studi dan fakultas di lingkungan Universitas Brawijaya yang berstatus aktif dan mendapatkan pendanaan hibah pengabdian kepada masyarakat melalui program DM. Kolaborasi kegiatan Doktor Mengabdi dengan pihak Taman Nasional Meru Betiri ini diketuai oleh Ibu Dr. Fitria Dina Riana, SP, MP dari Fakultas Pertanian yang dibantu oleh Tim Universitas Brawijaya. Tim ini terdiri atas Ibu Rini Yulianingsih, STP, MT, PhD dari Fakultas Teknologi Pertanian, Ibu Devi Farah Azizah, MAB dari Fakultas Ilmu Administrasi, serta Ibu Laila Masruro Pimada, S.E., M.SEI. dari Fakultas Ekonomi & Bisnis.  Adapun tim mahasiswa terdiri atas 8 orang yang ditugaskan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sanenrejo.

Sebagai upaya dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat, tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) yang salah satunya berfokus pada edukasi kelayakan finansial usaha serta pencatatan keuangan digital menggunakan aplikasi BukuWarung. Pelaksana program pelatihan dan pendampingan edukasi kelayakan finansial serta pencatatan keuangan digital dalam usaha kacang mete ini adalah Nadia Alya Putri Maulidiyani, mahasiswa Universitas Brawijaya yang bertanggung jawab dalam menyampaikan materi dan melakukan bimbingan kepada masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada 8 Juli 2025 bersama mitra usaha olahan kacang mete, Ibu Juariyah dan diikuti oleh anggota kelompok MPHK (Masyarakat Peduli Hutan Konservasi) Desa Sanenrejo di kediaman Ibu Juariyah.

Pelaksanaan Bimbingan Teknis (BIMTEK) diawali dengan penyampaian materi mengenai dasar-dasar kelayakan usaha seperti pengenalan mengenai aliran kas, penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP), Break Even Point (BEP), serta Payback Period (PBP). Seluruh peserta telah diberikan modul mengenai analisis kelayakan finansial sebagai pedoman pelatihan teknis yang dilakukan dan kemudian dilakukan penyampaian materi. Materi disampaikan dengan pendekatan yang sederhana dan kontekstual agar mudah dipahami dan harapannya, perhitungan sederhana seperti aliran kas serta harga pokok produksi dapat diterapkan pada usaha rumahan seperti pengolahan kacang mete. Melalui pendekatan interaktif, warga diajak memahami bagaimana menghitung biaya produksi secara menyeluruh, termasuk bahan baku, tenaga kerja, energi, dan biaya tetap lainnya. Selain itu, peserta juga dikenalkan cara menentukan harga jual yang sesuai agar tetap kompetitif, tetapi tetap menghasilkan keuntungan.

Pada pelaksanaannya, warga juga dikenalkan mengenai perhitungan BEP dan PBP yang disimulasikan dengan contoh penggunaan mesin pengering menggunakan asumsi sederhana. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas produksi harian, biaya operasional, dan harga jual produk. Dalam perhitungan ini, didapatkan asumsi pendapatan kotor dan bersih serta perkiraan mesin dapat balik modal hanya dalam waktu yang kurang dari satu bulan. Pelatihan ini memberikan wawasan baru bagi peserta. Tidak sedikit dari mereka yang sebelumnya menjalankan usaha hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman, kini mulai memahami pentingnya menyusun perencanaan usaha yang testruktur dan terukur.

Gambar 1. Penyampaian materi konsep dasar keuangan usaha dan kelayakan finansial (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah memahami konsep dasar keuangan usaha, peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya pencatatan keuangan secara sistematis dan tertata dengan tujuan mengetahui aliran keuangan usaha serta mengetahui keuntungan yang didapat. Kemudian, peserta diajak untuk langsung mencoba pencatatan keuangan secara digital menggunakan aplikasi BukuWarung. Aplikasi ini dipilih karena memiliki tampilan sederhana, gratis, dan cocok untuk digunakan oleh pelaku usaha mikro di desa. Mahasiswa mendampingi peserta bimbingan teknis dalam mengunduh aplikasi melalui ponsel masing-masing dan mengenalkan fitur-fitur utama aplikasi seperti pencatatan pengeluaran, pemasukan, utang-piutang, dan pembuatan laporan usaha otomatis. Simulasi dilakukan dengan data usaha kacang mete milik Ibu Juariyah, mulai dari pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja, hingga hasil penjualan produk.

Gambar 2. Aplikasi BukuWarung yang digunakan untuk pencatatan keuangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Hasil simulasi praktik pencatatan keuangan digital oleh peserta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline