Lihat ke Halaman Asli

Nadella Lesvira Septiani

Pendidikan Teknologi

Memahami Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Diperbarui: 8 September 2025   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar

Pernah nggak sih kamu merasa jenuh di kelas, hanya duduk, mendengarkan, dan menghafal materi untuk ujian? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Selama ini, banyak dari kita merasa sekolah itu seperti rutinitas yang membosankan dan tidak selalu terasa relevan dengan kehidupan nyata.

Kenyataannya, Indonesia sedang menghadapi tantangan yang disebut "krisis pembelajaran". 

Hasil studi internasional seperti PISA menunjukkan kemampuan literasi dan numerasi siswa kita masih perlu banyak perbaikan. Salah satu penyebabnya adalah metode belajar yang sering kali masih tradisional, satu arah, dan kurang mendorong kreativitas atau kemampuan berpikir kritis.

Tapi, jangan khawatir! Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, telah menyiapkan sebuah terobosan untuk menjawab tantangan ini. Namanya adalah Pembelajaran Mendalam (PM). Ini bukan sekadar kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan yang akan mengubah caramu memandang belajar. Yuk, kita kenali lebih dekat!

Apa Sih Sebenarnya Pembelajaran Mendalam Itu?

Singkatnya, Pembelajaran Mendalam (PM) adalah sebuah pendekatan belajar yang fokusnya bukan lagi pada hafalan, tapi pada pemahaman yang utuh. Ini bukanlah pendekatan yang sepenuhnya baru, karena sebelumnya kita sudah kenal dengan istilah seperti CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) hingga PAKEM. Namun, PM dirancang untuk menjadi fondasi yang lebih kokoh dan sistematis.

PM didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan siswa dengan menciptakan suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Apa artinya?

1. Berkesadaran (Mindful): Kamu diajak untuk hadir sepenuhnya saat belajar, sadar dengan apa yang sedang dipelajari, dan aktif terlibat dalam prosesnya.

2. Bermakna (Meaningful): Materi pelajaran akan selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata. Kamu jadi paham kenapa harus belajar suatu topik dan bagaimana menggunakannya untuk menyelesaikan masalah di sekitarmu.

3. Menggembirakan (Joyful): Suasana belajar dibuat positif, bebas dari tekanan, dan penuh antusiasme. Ketika kamu senang, proses belajar akan terasa lebih ringan dan ilmu lebih mudah diserap.

Pendekatan ini juga bersifat holistik, artinya melibatkan olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara terpadu.

Bukan Cuma Hafalan, Ini Profil Lulusan yang Dituju

Tujuan akhir dari Pembelajaran Mendalam adalah menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang utuh. Jika sebelumnya kita mengenal 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila, kini profil tersebut dikembangkan menjadi delapan Dimensi Profil Lulusan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline