Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dipaksa Berjalan, Sebelum Terpaksa Tak Bisa Jalan

6 Oktober 2025   17:59 Diperbarui: 6 Oktober 2025   17:59 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi solo walking | foto: www.backpacker.com

Biasanya, kita tidak suka dipaksa untuk melakukan sesuatu. Misalnya, harus minum obat. Tapi, itu lebih baik dari pada terpaksa, bukan?

Misalnya, kita sudah sakit parah. Semua organ tubuh sakit semua rasanya. Satu-satunya cara meredakan sakit adalah dengan minum obat. Terpaksa minum obat. Repot.

Demi menjaga kesehatan, dari pada dipaksa minum obat, lebih baik dipaksa buat olahraga. Siapa yang bisa memaksa? Ya diri sendiri.

Dipaksa Berolahraga

Aku termasuk orang yang tidak punya waktu untuk olahraga (baca: malas) berolahraga. Jadi harus dipaksa. Tapi, masa olahraga saja harus dipaksa? Faktanya begitu. Jika tidak dipaksa takkan pernah mau olahraga. Tapi paksaan di sini suatu yang positif ya.

Dari bermacam olahraga mainstream seperti sepak bola, basket, badminton maupun lari, satu-satunya yang tidak membutuhkan teknis khusus adalah lari. Jika tak kuat lari, berjalan pun masih dianggap olahraga. Maka, aku memilihnya.

Meluangkan waktu seminggu sekali pun sudah. Ada saja alasannya. Lalu, larinya sama siapa? Gabung komunitas, aku enggan. Inginnya mengajak istri. Tapi istri pun kerjaan tak habis-habis di rumah.

Solo Walking: Olahraga Anti-ribet

Solo walking solusinya. Olahraga sendirian, mengapa tidak? Target yang lebih penting untuk dicapai adalah kesehatan. Jadi, ada teman maupun sendiri, tidak masalah.

Pakaian yang nyaman, sepatu, topi, jam pintar, HP untuk memutar musik. Outfit seadanya itu sudah cukup untuk mewujudkan olahraga berlari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun