Mohon tunggu...
Athanasius AgungRP
Athanasius AgungRP Mohon Tunggu... Mahasiswa

YNWA

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Digitalisasi UMKM: Bukan Sekadar Jualan Online, Tapi Lompatan Menuju Ekonomi Maju

7 Oktober 2025   16:34 Diperbarui: 7 Oktober 2025   16:34 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, dan julukan ini bukanlah isapan jempol. Kontribusinya terhadap PDB nasional dan penyerapan tenaga kerja sangatlah signifikan. Di tengah era digital yang terus berakselerasi, dorongan agar UMKM "go digital" terdengar semakin nyaring. Namun, sebuah kesalahpahaman fundamental masih sering terjadi: digitalisasi sering kali dipersempit maknanya menjadi sekadar memiliki akun di e-commerce atau media sosial untuk berjualan.

Padahal, esensi digitalisasi yang sesungguhnya jauh lebih dalam dan transformatif. Membuka toko di lokapasar memang langkah awal yang baik, namun itu baru menyentuh permukaan. UMKM yang benar-benar terdigitalisasi adalah mereka yang mengintegrasikan teknologi ke dalam seluruh proses bisnisnya, mulai dari hulu hingga hilir. Ini adalah pergeseran dari sekadar berjualan secara online menjadi menjalankan bisnis secara digital.

Melampaui Etalase Digital

Bayangkan sebuah UMKM kuliner. Jika pemaknaan digitalisasi hanya sebatas jualan online, maka aktivitasnya berhenti pada menerima pesanan melalui aplikasi. Namun, dengan digitalisasi yang holistik, pemiliknya bisa melangkah lebih jauh. Ia dapat menggunakan aplikasi kasir (Point of Sale/POS) sederhana untuk mencatat setiap transaksi secara otomatis. Data dari aplikasi ini kemudian dapat diolah untuk memahami produk mana yang paling laris, jam berapa puncak pembelian terjadi, hingga siapa saja pelanggan loyalnya.

Lebih jauh lagi, ia bisa memanfaatkan perangkat lunak akuntansi dasar untuk mengelola arus kas, memantau laba-rugi secara real-time, dan membuat laporan keuangan yang rapi. Saat data keuangan tercatat dengan baik, akses untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan atau fintech pun menjadi jauh lebih mudah. Di sisi manajemen stok, ia tidak lagi mengandalkan perkiraan, tetapi menggunakan sistem inventaris digital sederhana untuk mengetahui kapan harus membeli bahan baku, sehingga menghindari pemborosan atau kekurangan stok. Inilah wujud digitalisasi yang sesungguhnya---efisien, terukur, dan berbasis data.

Tantangan dan Jalan ke Depan

Tentu saja, perjalanan menuju digitalisasi komprehensif ini tidaklah mudah. Tiga tantangan utama yang sering dihadapi UMKM adalah:

  • Literasi Digital: Kurangnya pemahaman dan keterampilan untuk mengoperasikan teknologi yang lebih kompleks dari sekadar media sosial.
  • Akses Permodalan: Anggapan bahwa teknologi seperti perangkat lunak akuntansi atau sistem POS mahal, padahal kini banyak tersedia solusi yang terjangkau bahkan gratis untuk skala mikro.
  • Perubahan Mindset: Keengganan untuk beralih dari cara-cara konvensional yang sudah dianggap nyaman. Teknologi sering dipandang sebagai beban tambahan, bukan sebagai investasi, bukan biaya.

Untuk mengatasi ini, diperlukan upaya kolaboratif. Pemerintah, selain memberikan pelatihan, perlu menciptakan ekosistem kebijakan yang mendukung adopsi teknologi, misalnya melalui insentif pajak bagi UMKM yang berinvestasi pada teknologi. Sektor swasta, terutama perusahaan teknologi dan perbankan, memiliki peran krusial dalam menyediakan solusi yang mudah digunakan dan terjangkau.

Pada akhirnya, keberhasilan UMKM dalam melakukan transformasi digital yang mendalam akan menjadi akselerator utama bagi kemajuan ekonomi nasional. Ketika jutaan UMKM di Indonesia tidak lagi hanya "jualan online" tetapi mampu mengelola bisnisnya dengan lebih efisien, cerdas, dan profesional berkat teknologi, maka lompatan menuju negara maju bukanlah lagi sekadar angan-angan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun