Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Setar: Instrumen Spiritual dan Emosional dalam musik Persia

7 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   00:04 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The Persian Tar (centerforworldmusic.org)

Dalam dunia musik Timur Tengah yang kaya warna dan nuansa, ada satu alat berdawai yang mampu berbicara langsung kepada jiwa manusia: Setar. Instrumen ini bukan sekadar alat musik, melainkan jembatan antara dunia nyata dan alam batin. 

Bagi masyarakat Persia, Setar menjadi simbol keheningan, refleksi, dan ekspresi spiritual yang mendalam. Di tengah derasnya arus modernisasi dan kebisingan teknologi, Setar tetap menawarkan ruang hening, sebuah tempat di mana suara hati dapat terdengar jernih.

Sebagai instrumen utama dalam sistem modal musik klasik Persia, Setar memiliki posisi istimewa. Ia bukan hanya penyalur nada dan ritme, tetapi juga pembawa pesan-pesan emosional dan spiritual yang telah diwariskan selama berabad-abad. 

Melalui denting lembut senarnya, Setar mengajarkan bahwa keindahan sejati sering kali muncul dari kesederhanaan, dan bahwa musik tidak selalu perlu keras untuk menyentuh hati.

Sejarah dan Evolusi Setar

Nama “Setar” berasal dari dua kata dalam bahasa Persia: se berarti “tiga” dan tar berarti “senar.” Sesuai dengan namanya, pada awalnya Setar hanya memiliki tiga senar. 

Namun pada abad ke-19, seorang musisi dan mistikus Sufi bernama Mushtaq Ali Shah menambahkan senar keempat untuk memperluas jangkauan ekspresi musikalnya. Penambahan ini kemudian menjadi standar dan mengubah Setar menjadi instrumen yang lebih dinamis dan kaya warna nada.

Secara bentuk, Setar memiliki badan kecil menyerupai buah pir dan leher panjang yang dilengkapi fret-fret halus yang dapat disesuaikan. Keempat senarnya terbuat dari logam tipis yang dimainkan dengan jari telunjuk tanpa menggunakan plektrum. Hasilnya adalah suara lembut, bening, dan intim seolah lahir langsung dari hati pemainnya.

Tidak seperti alat musik konser besar, Setar tidak diciptakan untuk mengisi aula pertunjukan atau stadion megah. Ia justru dirancang untuk ruang yang tenang dan pribadi: kamar, taman, atau majelis spiritual. Dalam suasana seperti itulah keindahan sejati Setar terasa penuh keheningan, kedalaman, dan kedekatan emosional.

Setar dalam Sufisme: Musik sebagai Jalan Menuju Ilahi

Bagi kaum Sufi, musik bukan sekadar hiburan, melainkan jalan menuju Tuhan. Dalam tradisi ini, Setar menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran spiritual dan mencapai kondisi fana, yaitu lenyapnya ego dalam kehadiran Ilahi. Denting senarnya yang lembut sering mengiringi zikir, pembacaan puisi Rumi, atau meditasi batin yang mendalam.

Bagi seorang pemain Sufi, memainkan Setar bukanlah soal teknik atau kecepatan. Itu adalah bentuk ibadah, proses untuk melepaskan kontrol pribadi dan membiarkan musik mengalir dengan sendirinya, sebagai cerminan kehendak Tuhan. Setiap getaran senar menjadi doa yang tak diucapkan, setiap nada adalah langkah menuju keheningan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun