Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lyre Emas dari Ur: Kerajinan Kuno dan Alat Musik Dawai Tertua yang Pernah Ditemukan

23 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 23 Agustus 2025   01:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Harp Spectrum (www.harpspectrum.org)

Lyre emas dari Ur bukan sekadar sebuah benda arkeologis yang dipajang di museum. Ia adalah simbol keagungan budaya Sumeria, bukti keterampilan kerajinan tangan kuno, sekaligus salah satu alat musik dawai tertua yang pernah ditemukan di dunia. 

Penemuan ini membuka jendela ke masa lalu, memperlihatkan bagaimana musik, seni, dan spiritualitas berpadu erat dalam kehidupan masyarakat Mesopotamia lebih dari 4.500 tahun yang lalu.

Bagi bangsa Sumeria, musik bukan hanya hiburan. Ia hadir dalam ritual keagamaan, penguburan, perayaan, hingga komunikasi dengan dunia ilahi. Melalui lyre emas ini, kita dapat merasakan denyut kehidupan sebuah peradaban yang menjadi salah satu fondasi awal budaya manusia.

Asal Usul dan Penemuan Lyre Emas dari Ur

Lyre emas ditemukan pada tahun 1929 oleh Sir Leonard Woolley, seorang arkeolog Inggris yang memimpin penggalian besar di Royal Cemetery of Ur di Irak selatan. Lokasi ini merupakan salah satu situs pemakaman kerajaan paling terkenal dari peradaban Sumeria.

Instrumen tersebut ditemukan di sebuah area yang dikenal sebagai “Great Death Pit”, bersama puluhan jasad manusia yang diduga merupakan pelayan, penjaga, dan musisi yang dikorbankan untuk menemani penguasa ke alam baka. Salah satu jasad perempuan ditemukan dalam posisi memegang instrumen, seolah masih memainkan senarnya.

Temuan ini memberi bukti kuat bahwa musik memainkan peran penting dalam ritual pemakaman dan kehidupan spiritual masyarakat Sumeria. Bagi mereka, musik diyakini mampu mengantar jiwa ke dunia lain, menghadirkan harmoni kosmik, dan memperkuat hubungan antara manusia dengan dewa.

Desain dan Material: Keindahan yang Sarat Makna

Keindahan lyre emas dari Ur tidak hanya terletak pada usianya yang kuno, tetapi juga pada detail desain yang penuh makna simbolis.

* Kepala banteng berlapis emas menjadi bagian paling ikonik. Banteng dalam budaya Sumeria melambangkan kekuatan, kesuburan, sekaligus perlindungan ilahi. Kepala banteng ini diyakini berhubungan dengan dewa matahari, Shamash.

* Janggut biru dari lapis lazuli, batu semi mulia yang diimpor dari Afghanistan, menegaskan adanya jaringan perdagangan internasional pada masa itu.

* Inlay dari kerang dan bitumen menghiasi permukaan instrumen, menciptakan perpaduan warna kontras yang menawan sekaligus memperkuat strukturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun