[PRESS RELEASE: UNS MENGAJAR 2025]
Isu ketidaksetaraan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pada pilar literasi dan numerasi, tetap menjadi tantangan krusial yang masih terjadi di Indonesia. Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan skor literasi membaca Indonesia pada angka 359 dan numerasi pada 366, keduanya masih di bawah rata-rata negara OECD dan menandakan adanya penurunan dari capaian sebelumnya. Meskipun Kemendikbud Ristek  tahun 2023 mencatat kenaikan peringkat secara global, skor rata-rata nasional ini sesungguhnya menyembunyikan disparitas signifikan antarwilayah, sebagaimana terungkap dalam hasil Asesmen Nasional (AN). Terdapat kesenjangan kemampuan yang lebar antara siswa di perkotaan dengan mereka yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), kesenjangan ini terdapat beberapa faktor, seperti distribusi guru berkualitas yang tidak merata, fasilitas belajar yang kurang memadai, serta minimnya akses terhadap sumber bacaan yang bermutu (Setiawan & Kania, 2023).
Menanggapi adanya isu tersebut, Kementerian Sosial Masyarakat BEM UNS 2025 Kabinet Gema Aksara menghadirkan program UNS Mengajar 2025 sebagai solusi konkret. Program ini secara langsung berupaya menjembatani kesenjangan tersebut dengan membawa mahasiswa Universitas Sebelas Maret sebagai volunteer pengajar pada empat sekolah dasar di Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang yang fokus pada peningkatan literasi dan numerasi siswa, serta menghadirkan metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif guna menumbuhkan budaya literasi dan numerasi pada siswa.Â
Tahun ini, UNS Mengajar 2025 mengusung tema "Menenun Asa, Manifestasi Lembar Aksara dalam Sanubari Anak Bangsa: dari Pelataran Desa Menuju Indonesia Emas 2045." Program ini berlangsung selama dua minggu, mulai Minggu (3/8/2025) hingga Minggu (17/8/2025), berlokasi di Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, tepatnya di empat sekolah dasar, yakni SDN Ketundan 1, SDN Ketundan 2, SDN Sekayu, dan SDN Sobowono.
Hadirnya  program UNS Mengajar 2025 bertujuan mewujudkan pendidikan inklusif, dengan meningkatkan literasi, numerasi, dan kognisi serta memberdayakan mereka untuk masa depan berkelanjutan. Tidak semua anak mendapatkan kesempatan belajar yang setara, baik dari segi kualitas guru, fasilitas belajar, maupun akses sumber bacaan. Hal ini berpengaruh pada motivasi dan capaian akademik siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, UNS Mengajar 2025 menjalin kerja sama dengan Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Magelang dengan menghadirkan Perpustakaan Keliling (Perpusling). Kehadiran Perpusling membantu memperluas akses bahan bacaan serta menghadirkan kegiatan membaca yang lebih menarik bagi anak-anak, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan memahami teks dan berhitung secara lebih menyenangkan.Â
Program UNS Mengajar 2025 melibatkan berbagai pihak. Tidak hanya diprakarsai oleh Kementerian Sosial Masyarakat BEM UNS 2025, tetapi juga melibatkan mahasiswa Universitas Sebelas Maret lintas jurusan. Antusiasme mahasiswa terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 281 mahasiswa meskipun hanya 37 mahasiswa terpilih setelah melalui beberapa rangkaian seleksi. Secara keseluruhan, terdapat 58 volunteer yang kemudian dibagi ke dua titik penerjunan di Desa Ketundan. Dukungan besar juga datang dari masyarakat desa, bapak/ibu guru, serta para siswa yang turut berpartisipasi aktif demi kelancaran kegiatan.
Fokus utama Program UNS Mengajar 2025 adalah kegiatan pembelajaran di sekolah dasar yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak desa. Rangkaian acara dimulai dengan Grand Opening melalui potong tumpeng sebagai simbol dimulainya kegiatan belajar mengajar. Selama program berlangsung, volunteer mengadakan kegiatan bimbingan belajar (bimbel) bagi siswa yang ingin menambah jam kelas atau mendapatkan bantuan mata pelajaran yang belum dipahami, bimbel ini tidak wajib untuk semua siswa tetapi hanya siswa yang berkenan mengikuti. Selain itu, siswa juga mengikuti ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakatnya. Akses bacaan juga diperluas melalui perpusling yang menyediakan koleksi bacaan menarik agar siswa/i semakin terbiasa dengan budaya literasi. Program lain yang dihadirkan untuk kepedulian terhadap lingkungan ditanamkan melalui kegiatan TOMAS (Tolong Olah Sampah), di mana siswa dikenalkan cara sederhana mengelola sampah rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan.Â
Wawasan kebangsaan dan kecintaan terhadap budaya turut diperkuat melalui kegiatan RUAS (Ruang Nusantara), Dalam kegiatan ini, siswa diajak mengenal lebih dekat dengan kekayaan budaya indonesia melaui metode yang dihadirkan, seperti pameran mini budaya indonesia berisi foto, serta virtual field trip ke berbagai situs bersejarah, seperti Candi Borobudur dan Candi Mendut. Siswa kemudian mengikuti sesi storytelling tentang legenda Candi Borobudur dan Candi Mendut yang di sampaikan menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga dapat memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kreativitas siswa semakin difasilitasi melalui penyelanggaraan Bazar. Kegiatan ini dirancang menyerupai pasar kecil, di mana setiap kelompok siswa mempersiapkan jajanan tradisional sederhana, mulai dari makanan ringgan hingga kerajinan tangan. Dalam proses ini, siswa dilatih untuk menghitung modal dan keuntungan, sekaligus melayani pembeli dengan ramah. Bazar bukan hanya arena jual-beli, melainkan ruang belajar praktis yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan, interaksi sosial, serta keberanian mengambil peran di hadapan masyarakat.Â
Selain itu, UNS Mengajar 2025 menghadirkan Edufair sebagai ajang pengembangan bakat dan daya saing anak-anak. Berbagai lomba diselenggarakan, seperti menyanyi, cipta baca puisi, hingga Lomba Cerdas Cermat. melalui lomba ini, siswa belajar mengekspresikan diri, melatih kepercayaandiri atas panggung, sekaligus meningkatkan kemampuan literasi  dan numerasi dalam suasana kompetisi yang sehat. Dukungan orang tua, guru dan teman-teman yang hadir menambahkan semarak suasana, menjadikan Edufair sebagai momen kebanggaan sekaligus memicu motivasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan Grand Closing, pada momen ini siswa menampilkan kesenian daerah, mulai dari tarian tradisional seperti tari warok dan tari saman, yang memancarkan kekayaan budaya Indonesia. Di sela acara, dilakukan pemberian penghargaan kepada siswa atas capaian mereka selama program berlangsung, baik dalam bidang akademik, maupun partisipasi sosial. Grand Closing menjadi simboal berakhirnya program UNS Mengajar 2025, sekaligus perayaan atas tumbuhnya semangat belajar, kereativitas dan kepedulian sosial yang telah dibangun bersama. Program UNS Mengajar 2025 tidak hanya menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, tetapi juga diharapkan mampu menumbuhkan motivasi, mengasah kreativitas, memperkuat literasi, serta menanamkan kepedulian lingkungan dan kebanggaan budaya pada anak-anak Desa Ketundan.