Lihat ke Halaman Asli

M. Jojo Rahardjo

Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Bagaimana Melihat Gerakan Hamas?

Diperbarui: 17 Oktober 2023   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Time.com

Meski Indonesia sedang dilanda histeria "kebencian" pada 'Mahkamah Keluarga untuk Dinasti Jokowi', namun jangan membuat kita melupakan tragedi kemanusiaan di Kfar Aza & wilayah lain di dekat perbatasan Gaza yang diserang Hamas Sabtu, 7 Oktober lalu.

Setelah serangan itu, Hamas lalu menyebarkan video yang dibuatnya sendiri ke medsos. Sehingga seluruh dunia melihat serangan itu tidak berbeda dengan serangan ISIS di waktu yang lalu. Nampaknya Hamas memang bertujuan agar dunia terteror dengan apa yang dilakukannya kemarin. Serangannya itu memang sebuah serangan pada kemanusiaan.

Sebagaimana sudah sering dibahas oleh beberapa ahli, gerakan Hamas adalah gerakan ideologi berbahaya. Ancaman ideologi pro kekerasan seperti itu menghantui setiap tempat di manapun di dunia, apalagi Indonesia. Hamas hanya sebuah nama yang berbeda untuk wilayah Gaza Strip. Di Indonesia kelompok penganut ideologi kekerasan itu memiliki nama yang berbeda dan sudah dinyatakan terlarang beberapa waktu lalu.

Namun apakah pelarangan pada kelompok pro kekerasan seperti itu di Indonesia mampu melenyapkan potensi ancamannya? Jawabnya pasti: Tidak. Begitu juga memerangi dengan kekuatan bersenjata ke basis militer Hamas di Gaza Strip. Jawabnya juga pasti: Tidak.

Ancaman ideologi harus menggunakan pendekatan ideologi juga. Itulah yang abai dilakukan Israel pada Hamas, dan juga Indonesia pada kelompok berideologi pro kekerasan.

Penutup

Pilpres di Indonesia hanya local politics yang bisa menjadi distraction pada persoalan global. Local politics bukan tidak penting, namun local politics harus tetap mengacu pada persoalan global, karena persoalan global memberi arah tentang siapa yang mampu memimpin di kompetisi global yang tantangannya terus berubah cepat.

Histeria "kebencian" pada 'Mahkamah Keluarga untuk Dinasti Jokowi' pasti hanya riak kecil di pilpres 2024. Tak berpengaruh besar pada keluarga Jokowi, dan tak berpengaruh besar pula pada apa yang akan dipilih oleh masyarakat. Wajar jika ada yang stres dalam menghadapi pilpres 2024 dan lalu melemparkan teori konspirasinya masing-masing.

M. Jojo Rahardjo

Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline