Kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat mendorong pertumbuhan minuman nabati, salah satunya susu kedelai. Tak hanya ramah untuk tubuh, susu kedelai juga digemari karena manfaat nutrisinya yang tinggi. Fenomena ini membuka peluang bagi UMKM, untuk berinovasi dan memenuhi permintaan konsumen yang semakin selektif.
Salah satu pelaku usaha yang berhasil menangkap peluang ini adalah Sayonara Soymilk, UMKM yang memproduksi minuman susu kedelai dengan pendekatan produksi yang efisien dan fokus pada kualitas. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis praktik manajemen produksi dan operasi Sayonara Soymilk, tantangan yang dihadapi, serta strategi keberlanjutan yang dapat diterapkan ke depan.
....
Profil UMKM Sayonara Soymilk
Sayonara Soymilk adalah UMKM minuman sehat berbasis susu kedelai yang beroperasi di Jabodetabek. Didirikan oleh mahasiswa jurusan bisnis, usaha ini hadir dengan visi menyediakan produk sehat, alami dan bernutrisi tinggi. Produk utama mereka adalah susu kedelai dengan berbagai varian rasa seperti cokelat, matcha dan original, yang memiliki keunikan berupa serat alami dari kedelai yang tidak dihilangkan.
Distribusi produk dilakukan melalui sistem kemitraan. Mitra mengambil produk dari pusat produksi, lalu menjualnya menggunakan gerobak portabel di berbagai titik strategis seperti stasiun, kampus dan pasar minggu.
....
Manajemen Produksi dan Operasi
Manajemen produksi Sayonara Soymilk menerapkan stok mingguan. Bahan baku utama seperti kedelai dikirim oleh supplier setiap minggu, lalu diproses oleh tim produksi menjadi susu kedelai siap konsumsi. Proses produksi meliputi perebusan, pencampuran rasa, pengemasan, hingga distribusi. SOP telah diterapkan untuk menjaga konsistensi rasa dan kualitas. Teknik produksi mereka mengadaptasi metode dari luar negeri namun dimodifikasi sesuai selera lokal.
Tim produksi terdiri dari 5 orang, dengan pembagian tugas seperti berikut: 2 orang bagian pembuatan susu dasar, 2 orang bagian pencampuran rasa dan 1 orang bagian koordinasi distribusi. Dalam satu bulan, kapasitas produksi berkisar 5000-7000 cup. Rata-rata satu orang mampu menghasilkan sekitar 1700 cup per bulan. Dengan sistem kerja yang terstruktur, operasional berjalan efisiensi meskipun sumber daya masih terbatas.
Penerapan sistem kerja shift juga menjadi pertimbangan jangka menengah untuk memaksimalkan waktu produksi. Saat ini, proses pembuatan dilakukan satu kali dalam sehari. Namun, dengan potensi peningkatan permintaan, pengaturan dua shift dengan rotasi yang efisien dapat menggandakan kapasitas produksi tanpa memerlukan penambahan peralatan dalam waktu dekat.