Dari Banda Aceh ke Cirendeu: Jejak Rasa, Silaturahmi, dan Transisi Penuh Makna
Dulu, untuk menikmati sepiring ikan kakap segar yang dibakar perlahan di atas bara, atau kerapu steam nyonya yang disiram kuah rempah yang harum dan hangat, saya harus terbang ke Banda Aceh.
Di sana, di sebuah sudut Jalan Kyai Hamzah, berdiri Seafood Karibia, restoran yang tak hanya menyajikan hidangan laut, tapi juga menyajikan silaturahmi, nilai, dan kenangan.
Saya mengenal pemiliknya, Elfian, bukan dari dapur, tapi dari dunia perbankan syariah. Kami dulu sama-sama meniti karier di Bank Syariah Mandiri, saya di kantor pusat, Elfian di Aceh dan Sumatera Utara. Ia adalah sosok yang teguh, tenang, dan penuh prinsip.
Ketika banyak orang mengejar jabatan, Elfian memilih jalan yang lebih sunyi namun lebih jujur: membangun usaha kuliner yang berakar pada rasa dan nilai.
Dan rasa itu sungguh tak main-main.
Di Seafood Karibia, saya pernah menikmati cumi yang digoreng garing dan dibalurkan bumbu telur asin, kepiting saus lada hitam yang pedasnya membangkitkan semangat, dan nasi goreng seafood yang kaya akan potongan udang, cumi, dan baso ikan. Rasanya? Lezato. Bukan sekadar enak, tapi penuh karakter.
Kini, saya tak perlu lagi ke Aceh untuk merasakan semua itu.
Elfian telah membuka Tamu Karibian di Cirendeu, sebuah kawasan yang tenang di Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Lokasinya tak jauh dari tempat tinggal saya di Bintaro Jaya, cukup satu perjalanan sore, dan saya sudah tiba di sebuah ruang makan yang hangat, bersahaja, dan penuh aroma laut.
Restoran ini bukan sekadar ekspansi bisnis, tapi ekspansi silaturahmi. Ia membawa cita rasa Aceh ke jantung Jabodetabek, lengkap dengan plating yang artistik, suasana yang ramah, dan sambutan yang tetap tulus.
Hidangan yang Menggoda Lidah dan Imajinasi
Setiap sajian di Tamu Karibian bukan hanya soal rasa, tapi juga soal cerita. Berikut beberapa hidangan yang menggoda lidah dan membangkitkan kenangan akan laut Aceh: