Lihat ke Halaman Asli

Sampai Peluit Terakhir

Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1% dan 99%

suara komentator bergema memenuhi ruang tamu kecil itu. Lampu temaram, kopi hampir dingin, dan dua sahabat --- Taher dan Udik --- duduk di depan televisi 32 inci yang menampilkan laga semifinal Liga Champions 2022: Real Madrid vs Manchester City.

skor agregat masih 5--3 untuk City. Waktu menunjukkan menit ke-89.

"Udah, Her. Madrid kelar," kata Udik, menyandarkan tubuh di sofa dengan santai. "Nggak ada harapan. Pep udah belajar dari tahun lalu. Mainnya City tuh rapi banget."

taher tidak menjawab. Tatapannya terpaku pada layar, seperti sedang berdoa dalam hati. "Lo tahu, Dik, Madrid itu bukan cuma klub. Mereka tuh simbol harapan. Lo nggak bakal ngerti kalau cuma lihat skor."

udik terkekeh. "Harapan? Nih, gue kasih tahu. Statistik bilang, peluang Madrid buat lolos tinggal 1%. Itu artinya: selesai."

taher menoleh cepat. "Dan itulah bedanya kita, Dik. Gue percaya sama 1% itu."

detik-detik berlalu. Stadion Santiago Bernabu di layar bergemuruh, tapi di ruang tamu hanya ada bunyi jam dinding dan degup jantung yang terasa makin cepat.

lalu menit 90+1 datang. Camavinga mengirim umpan ke Benzema, bola disapu ke tengah --- Rodrygo menyambar!

"GOOOLLL!!!" teriak komentator.

taher meloncat dari kursi, bantal di tangannya terlempar. "AKU BILANG APA, DIK! BELUM SELESAI!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline