Investasi itu perkara kebiasaan. Memilih investasi yang cocok dengan keseharian tentu butuh pengalaman, kejelian, juga kehati-hatian. Kalau salah satu pilihan investasi teman-teman tertuju pada emas, tidak ada salahnya untuk menengok Pegadaian. Siapa tahu ketemu banyak kecocokan.
Emas fisik milik ibu dan nenek yang pernah hilang usai gempa besar di Jogja tahun 2006 silam menjadi pelajaran berharga dalam merancang portopolio investasi saya. Dengan alasan inilah saya menganggarkan sebagian pendapatan untuk membeli emas perhiasan. Sebagian saya pakai, sebagian lainnya dipakai ibu. Semisal ada gempa lagi, minimal ada pegangan yang secara otomatis ikut dibawa lari saat berupaya untuk menyelamatkan diri.
“Amit-amit kejadian gempa lagi, minimal ada pegangan yang bisa ditukar dengan berbagai kebutuhan ya, bu”, ucap saya saat memakaikan cincin dan gelang pada jari dan pergelangan tangan ibu.
Perihal Investasi Emas dan Safe Deposit Box dari Pegadaian
Saya tertarik investasi emas sejak tahun 2015. Maklum, di tahun-tahun awal bekerja, gaji saya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian saja. Saat ritme ekonomi pribadi mulai terkendali, saya mulai investasi dalam bentuk emas perhiasan dengan kadar emas minimal 75%. Meski mengalami penyusutan karena harga jual akan dikurangi dengan ongkos desainnya, namun fakta membuktikan kalau investasi emas perhiasan tetap menawarkan keuntungan yang menjanjikan.
Nota Pembelian Emas Tahun 2015 (Sumber: Dokumentasi Retno Septyorini)
Nota-nota pembelian emas yang saya simpan pun berkata demikian. Awal tahun 2015 silam, harga emas perhiasan dengan kadar 90% saya beli di harga Rp 491.000/gram. Diluar dugaan, 10 tahun kemudian harga emas sudah meningkat hingga empat kali lipatnya. Bahkan harga emas 24 karat di Pegadaian pada 14 Oktober 2025 lalu mencapai Rp 2.366.000/gram.
Karena alasan fundamental inilah pamor investasi emas tidak pernah padam dimakan jaman. Termasuk merangsek dalam pembicaraan di beberapa grup pertemanan. Sebagai orang tua yang melek keuangan, beberapa kawan saya mulai menukar angpao lebaran yang diperoleh si kecil menjadi emas batangan.
“Emas memang cocok untuk dijadikan diversifikasi dalam rancangan portopolio investasiku. Lumayan banget buat nambahin tabungan pendidikan’, ujar seorang kawan di sebuah grup alumni.
“Oktober tahun lalu, aku beli 5 gram emas dengan harga Rp 7.450.000,. Sekarang emas dengan gramasi yang sama harganya tembus 10 juta rupiah”, timpal kawan saya lainnya. Wening namanya.