Cinta yang Melindungi Ketahanan Batin dan Transformasi Pekerja 2045
Oleh: Ayi Aam
Garut, Jawa Barat – 17 Oktober 2025
Irma dan Cinta yang Tak Pernah Tidur
Malam baru saja turun di Pasar Guntur Ciawitali, Garut. Cahaya lampu neon menari di atas genangan air, memantulkan bayangan para pekerja yang masih sibuk menata dagangan. Di sudut pasar, Irma (37) sibuk merapikan sayur-mayur segar di lapaknya. “Kalau malam begini masih sepi, tapi kalau nggak mulai dari sekarang, nanti nggak keburu,” ujarnya sambil menata tomat satu per satu.
Ia sudah berdagang sejak usia dua puluhan. Setiap malam, Irma menantang rasa kantuk demi penghasilan yang bisa membiayai sekolah anak-anaknya. “Yang penting anak bisa sekolah. Saya nggak apa-apa capek,” katanya dengan senyum kecil yang menyimpan keteguhan.
Cinta seperti itulah yang kerap tumbuh di tengah kerasnya hidup. Cinta yang tak banyak bicara, tapi nyata dalam kerja dan pengorbanan. Namun, cinta semacam ini sering berjalan tanpa perlindungan. Ribuan pekerja informal seperti Irma hidup di tepi sistem jaminan sosial tanpa jaminan ketika sakit, kecelakaan, atau kehilangan mata pencaharian.
Cinta Sosial dari Negara
“Waktu saya dengar soal BPJS Ketenagakerjaan, awalnya saya kira hanya untuk pekerja kantoran,” ujar Irma. Ia baru tahu dari program Desa Sadar BPJS yang digelar di Garut pada awal 2025.
Menurut Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Garut, R. Deden Hidayat, sejak tahun itu pihaknya aktif mendatangi pasar-pasar dan desa untuk mengenalkan perlindungan sosial bagi pekerja informal. “Sekarang, sudah lebih dari 36 juta peserta aktif di seluruh Indonesia. Kami ingin memastikan semua pekerja, termasuk pedagang dan ojek daring, bisa terlindungi,” katanya saat ditemui di Kantor BPJS Garut, 17 Oktober 2025.
Data Badan Pusat Statistik (BPS, 2025) mencatat, sekitar 56 persen pekerja Indonesia masih berada di sektor informal tanpa jaminan sosial. Sementara laporan ILO (2024) memperingatkan, pekerja Asia Tenggara berisiko kehilangan hingga 20 persen pendapatan akibat perubahan iklim dan otomasi kerja.
Angka-angka itu bukan sekadar statistik. Di baliknya, ada manusia seperti Irma yang bekerja bukan hanya untuk bertahan, tetapi juga untuk mencintai.
Ketahanan Batin Pekerja Indonesia