Lihat ke Halaman Asli

Hutan Hilang, Harimau Pun Tumbang : Waspadai Bencana Biotik di Sumatra

Diperbarui: 7 Oktober 2025   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harimau Sumatra - Google

Ketika hutan kehilangan penghuninya, manusia kehilangan penyeimbang alamnya"

Bayangkan sejenak langkah pelan seekor harimau yang menapaki tanah lembap di tengah rimba. Suaranya pelan, tapi penuh wibawa. Kini, langkah itu semakin jarang terdengar. Harimau Sumatera, sang penjaga ekosistem tropis, kian terdesak di habitatnya sendiri.
Menurut data terbaru, populasi mereka diperkirakan tinggal kurang dari 600 ekor di alam liar. Sebagian besar tersebar di Aceh, Riau, dan Sumatera Barat --- wilayah yang terus terancam oleh pembukaan lahan dan perburuan liar.

Bencana Biotik yang Nyata

Kepunahan harimau bukan sekadar hilangnya satu spesies langka, tapi juga bencana biotik yang mengguncang keseimbangan alam.
Saat harimau punah, mangsanya seperti babi hutan dan rusa akan berkembang biak tak terkendali, merusak ladang warga, dan mengganggu keseimbangan rantai makanan. Hutan kehilangan penjaga alami, dan manusia akhirnya ikut menanggung akibatnya.

Penyebab Kepunahan Harimau Sumatra

Penebangan Hutan - google

  • Perusakan Hutan : Pembukaan lahan sawit dan tambang terus mempersempit wilayah jelajah harimau
  • Pemburuan Liar : Harimau diburu untuk kulit, taring, dan bagian tubuh lain yang diperjualbelikan
  • Konflik dengan Manusia :Hutan yang semakin sempit membuat harimau sering turun ke permukiman warga.

Poster Mitigas Bencana Biotik

Ayo Lakukan Mitigasi

Bencana biotik tidak bisa dicegah dengan doa saja --- perlu tindakan nyata. Berikut langkah kecil yang bisa kita lakukan:

  • Tolak dan laporkan perburuan liar.
  • Dukung pelestarian hutan dan tanam pohon di lingkungan sekitar.
  • Sebarkan edukasi dan kampanye konservasi di media sosial.
  • Dukung komunitas lokal penjaga hutan dan relawan satwa liar.

"Perlindungan alam dimulai dari kesadaran kecil kita semua."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline