Selamat siang, kompasianers! Selagi mengunyah nasi goreng, saya membuka-buka halaman Kompas. Nampaknya sekarang tidak ada artikel yang lebih menarik dari artikel-artikel royal wedding William-Kate, ya? Hehe. Lalu saya pun terhenti di halaman informasi film-film yang diputar di bioskop--dan geleng-geleng: Pocong Mandi Goyang Pinggul dan Suster Keramas 2. Ckckck, masiiih aja ya ada film begitu. Penasaran, saya berselancar ke situs 21cineplex dan melihat mengklik now playing. Sederet judul film-film horor Indonesia serupa pun tertangkap oleh mata saya. Sebut saja Kuntilanak Kesurupan, 13 Cara Memanggil Setan, Misteri Hantu Selular, dan Dedemit Gunung Kidul. Beberapa waktu yang lalu pun kitadihebohkan dengan perseteruan Jupe-Depe untuk mengangkat pamor filmnya, yaitu Arwah Goyang Karawang. Film-film tersebut memiliki persamaan, diantaranya, memasang judul nyeleneh yang bikin orang tertarik dan penasaran (?). Bayangkan, Pocong Mandi Goyang Pinggul. Here's the scene I imagine: ada pocong lagi mandi terus dia goyang-goyang pinggul. Pertanyaannya, ngapain pocong mandi? Doi kalo lagi mandi buka kain kafannya nggak ya? Lalu, Suster Keramas. Kenapa harus keramas? Kayaknya lagi tren di kalangan para hantu untuk membersihkan diri. Mungkin nanti bakal ada film 'Kuntilanak Creambath'. Yang sekarang ada tentang kuntilanak adalah Kuntilanak Kesurupan. Kalau kata teman saya sih, "kasian, udah kuntilanak, kesurupan lagi." Film-film itu juga tidak hanya menghadirkan horor bagi penonton, tetapi juga tubuh-tubuh perempuan seksi yang dieksplor sedemikian kreatifnya sampai menjadikan film-film ini cenderung erotis. Lihat saja, Jupe-Depe (Arwah Goyang Karawang), Tamara Blezinsky (Air Terjun Pengantin), Sola Aoi (Suster Keramas), dan Sasha Grey (Pocong Mandi). Dua nama terakhir adalah aktris yang sengaja diimpor dari Jepang dan Amerika. Konon, mereka itu aktris film panas juga di negaranya. Melihat banyaknya film-film sedemikian membuat saya berpikir: kalau ada orang yang mau memproduksi film ini, pasti karena ada orang yang mau menontonnya. Prinsipnya, pedagang akan terus berjualan selama masih ada pembeli. Berarti memang ada saja sebagian orang yang doyan menonton film horor seperti itu. Ya monggo saja, itu hak masing-masing orang. Kalau saya sih, paling benci dengan film horor. Mau itu dari Indonesia, Thailand, Amerika, dari manapun, walaupun ditraktir nonton, saya tidak mau. Lebih baik saya disuruh makan jengkol. Kalau Anda bagaimana? ;)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI