Lihat ke Halaman Asli

Rita Mf Jannah

Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Paranoia Israel: Antara Trauma Sejarah dan Kejahatan Kemanusiaan di Gaza

Diperbarui: 4 Oktober 2025   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ketakutan pengungsi di Gaza (Sumber gambar: Meta AI)

Dunia internasional harus memahami bahwa keamanan sejati tidak lahir dari blokade, melainkan dari keadilan

Tulisan ini mengkaji fenomena kebijakan Israel dalam mempertahankan blokade Gaza serta intersepsi terhadap armada kemanusiaan (flotilla). 

Analisis difokuskan pada dua dimensi: (1) paranoia historis yang berakar dari trauma Holocaust dan konflik eksistensial Israel sejak 1948, dan (2) konsekuensi kemanusiaan berupa collective punishment yang melanggar hukum internasional. 

Tulisan ini menyoroti paradoks antara retorika keamanan Israel dan kenyataan penderitaan warga sipil Palestina, serta menawarkan perspektif akademik tentang sindrom keamanan absolut.

Pendahuluan

Sejak peristiwa Nakba 1948, konflik Israel--Palestina menjadi contoh klasik dari kolonialisme modern dan politik eksistensial. 

Israel menegakkan blokade Gaza sejak 2007 dengan dalih keamanan, khususnya menghadapi Hamas. Namun, kebijakan ini menimbulkan dilema global: keamanan Israel versus hak hidup warga sipil Palestina. 

Intersepsi flotilla, meski berlabel kemanusiaan, menandai penolakan Israel terhadap setiap bentuk celah yang meruntuhkan legitimasi blokade.

Metodologi

Kajian ini menggunakan pendekatan interdisipliner:

1. Studi politik internasional  konsep keamanan absolut dan sindrom paranoia negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline