Kita Dalam Pelukan Waktu

Malam itu, angin berhembus lembut menyapu wajahku.
Mataku terpejam sejenak, meresapi dingin yang menyelinap perlahan.

Di hadapanku, kerumunan orang berdiri dengan senyum yang mengembang.......dan hatiku berdetak kencang, entah mengapa.

“Ada apa ini? tanyaku lirih pada diri sendiri.
Mengapa dada ini terasa sesak, begitu penuh?
Satu per satu wajah mereka kupandangi dalam-dalam,
terselip kehangatan dalam tiap senyum yang mereka lemparkan.

Malam itu terasa begitu dingin, kabut mulai turun perlahan,
namun anehnya, suasana justru menghangat.
Tawa-tawa kecil menyatu dengan udara, memeluk erat keheningan,
dan aku pun larut dalam kehangatan yang tak ku mengerti.
Pertanyaan-pertanyaan riuh berdesakan di kepala,
menusuk hingga ke relung hati.

Bagaimana tahun depan akan kulalui?
Bagaimana hari-hariku tanpa mereka.....
tanpa suara gaduh yang justru memberi warna dalam hidupku?
Bagaimana lembar-lembar kisah ini akan terus terisi?
Bagaimana... dan bagaimana?

Malam kian larut, dan aku pun tenggelam dalam rasa nyaman yang tenang.
Lalu aku sadar......
waktu akan terus berjalan,
hari akan terus berganti,
dan hidup akan terus bergerak, tanpa menoleh ke belakang.

Yang datang akan pergi,
yang hadir akan menghilang,
yang kini ada kelak tiada,
dan pertemuan akan selalu membawa perpisahan.

Namun, kuharap kehangatan malam ini
akan kembali kita temukan.
di waktu, tempat, dan keadaan yang berbeda.