Perkembangan revolusi dalam teknologi pendidikan merevolusi cara orang mengajar, belajar, dengan memastikan aksesibilitas, personalisasi, dan efisiensi yang setara. Siapa pun kini dapat belajar daring kapan pun dan di mana pun dengan menggunakan perpustakaan digital dan media pembelajaran daring. Selain itu, teknologi modern juga menyediakan pembelajaran fleksibel melalui pembelajaran campuran (blended learning), yaitu kombinasi pembelajaran tatap muka dan daring, yang menjadikan pengalaman belajar lebih interaktif dan personal, sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Guru kemudian dapat menggunakan berbagai peralatan digital seperti proyektor dan perangkat lunak e-learning, sementara siswa dapat menggunakan kumpulan sumber daya terintegrasi global.
Teknologi baru yang berkembang pesat seperti kecerdasan buatan terus mendefinisikan pendidikan masa depan. Bagi guru, kemunculan AI yang paling pesat akan berkontribusi pada dimensi yang sangat kompleks, yaitu kemudahan penggunaan dan, di sisi lain, pembelajaran yang hemat biaya. Dengan segala keunggulannya, AI memang membuat banyak guru khawatir bahwa peran mereka dalam pendidikan akan sangat berkurang. Mereka menghadapi tantangan yang mendorong mereka untuk terus maju dalam pembelajaran, menghadapi tantangan kemajuan teknologi.
Tantangan lain dari keberagaman akses dan keahlian guru adalah teknologi. Tidak semua guru mendapatkan kesempatan yang sama untuk pelatihan atau akses yang memadai. Peluang penerapan AI sangat terbatas di institusi-institusi yang akses internet atau perangkat digitalnya masih terbatas. Guru harus segera memodifikasi cara mengajarnya agar tetap relevan tanpa mengorbankan kualitas pengajarannya. Langkah selanjutnya adalah melestarikan nilai-nilai kemanusiaan dalam pembelajaran. Banyak elemen yang secara teknis dapat digantikan hanya memiliki sentuhan dan empati manusiawi yang dapat diterima, yang menjadi kekuatan utama guru. Itulah sebabnya mereka terbatas untuk menjadi pusat moral dan berbasis nilai bahkan seiring berkembangnya teknologi.
Selain itu, seorang guru juga akan menjadi individu yang inspiratif yang memotivasi siswa untuk belajar lebih banyak dan ingin tahu tentang banyak hal. Oleh karena itu, dalam lingkungan pembelajaran yang terintegrasi dengan AI, seorang guru juga harus mampu mengarahkan peserta didik agar mereka tidak bergantung pada jawaban instan yang disediakan oleh teknologi, melainkan menyadari perlunya mempelajari keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Mereka memainkan peran penting dalam menyeimbangkan kemajuan teknologi dan pembentukan karakter. Melatih peserta didik berpikir tingkat tinggi (HOTS) sekaligus melestarikan nilai-nilai kemanusiaan di era digital. Oleh karena itu, meskipun AI terus berkembang, keberadaan guru tetaplah yang terpenting, karena pendidikan tanpa bimbingan manusia akan menjadi alat yang tak terarah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI