Lihat ke Halaman Asli

Reinhard Hutabarat

TERVERIFIKASI

Penikmat kata dan rasa...

Renjanaku (19) Never Ending Love

Diperbarui: 10 Oktober 2025   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://asset-2.tribunnews.com/prohaba/foto/bank/images/ilustrasi-jatuh-cinta.jpg

"Ma, tadi Jenny nanya Ricky, mau gak papa-mama jadiin Jenny jadi menantu papa-mama?"

Sudah satu bulan aku menganggur. Biasanya orang-orang akan panik kalau menganggur, tapi kali ini tidak bagiku. Rupanya menganggur itu enak. "Tidak ngapa-ngapain" membuat penampilanku lebih seger, ceria dan kelihatan lebih muda dari sebelumnya.

Kalau bertemu teman-teman, aku selalu bilang aku lagi nganggur, dan biasanya mereka selalu menawarin pekerjaan. Aku disuruh membuat lamaran kerja plus CV, tapi aku selalu mengatakan lagi "pengen nganggur," dan hal itu membuat mereka kesal dan biasanya aku hanya tertawa saja. Ya, aku ingin beristrahat dulu untuk mengembalikan keceriaanku.

Enam tahun bekerja nonstop tanpa liburan dan terlalu sering lembur, membuat aku kehilangan arah dan orientasi hidup. Untung saja orientasi seksualku masih tetap normal.
Aku masih muda dan banyak hal yang harus dilakukan selain urusan pekerjaan, termasuk juga tentunya pacaran dan menikmati masa mudaku.

Siang itu aku menjemput Jenny dan membawanya ke rumah. Di rumah lagi ramai, ada Tommy dengan keluarganya jadi di rumah komplit seluruh anggota keluarga. Ya, kali ini spesial, aku ingin memperkenalkan Jenny kepada keluargaku, terutama kepada papa dan mama.

Dulu, aku tidak pernah membawa Martha ke rumah. Hanya sesekali aku membawanya ke apartemenku. Akupun tak begitu sering juga ke apartemen Martha. Aku lebih sering menjemputnya di lobby apartemen. Kalaupun Martha bertemu dengan Clara, Papa atau Mama, selalunya kebetulan ketemu di mall atau restoran, yang biasanya dilanjutkan dengan makan bareng.

Selama di perjalanan Jenny terlihat santai saja. Namun ketika Parjo, satpam rumah membuka pintu gerbang, ia mulai sedikit gugup dan kehilangan percaya diri.

"Makasih Jo" kataku sambil menaikkan kaca jendela mobil"
"Iya mas, eh siang mbak" jawab Parjo kaget ketika melihat sosok Jenny dari balik kaca jendela mobil yang terbuka.

Turun dari mobil Jenny terlihat grogi. "Tenang saja sayang," kataku sambil memeluknya.

"Ini rumah kamu?"
"Bukan. Ini rumah bapakku. Rumahku, apartemen tipe 45 itu." Kataku sambil tertawa kecut.

Jenny sebelumnya sudah pernah ngobrol dengan Clara, sewaktu kami kebetulan bertemu dengannya di PIM. Jenny mengaku suka pada Clara yang ramah padanya. Menurut Clara, Jenny tidak secantik Martha, tapi Jenny lebih luwes dan enak diajak ngobrol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline