Lihat ke Halaman Asli

Chairunisa Rohadi

Pemerhati Masyarakat

RUU TNI, Otoritarianisme, dan Sepak Terjang Militer di Dunia Islam

Diperbarui: 23 Maret 2025   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Freepik.com

"Orde Baru is back!"

Keriuhan masyarakat Indonesia saat ini yang dapat disimak dari media sosial hingga demonstrasi di lapangan pada Kamis, 20 Maret 2025 di depan Gedung DPR/MPR. Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) telah memicu kekhawatiran banyak pihak, terutama terkait dengan keterlibatan perwira aktif dalam jabatan sipil.

Langkah ini dianggap berpotensi menghidupkan kembali dominasi militer dalam pemerintahan sebagaimana terjadi pada era dwifungsi ABRI di masa Orde Baru. Ketika militer memiliki kewenangan lebih dalam aspek pemerintahan sipil tanpa kontrol yang jelas, maka yang terjadi adalah penyalahgunaan kekuasaan, otoritarianisme, dan ketidakadilan terhadap rakyat.

Namun tahukah kamu dalam sejarah Islam, militer tidak menjadi alat represi bagi rakyatnya. Sebaliknya, militer berperan sebagai junnah (perisai) yang melindungi umat, dan hal ini terjadi karena pemimpin serta tentaranya berlandaskan ketaatan kepada Allah. 

Hanya dengan syariat Islam sebagai dasar hukum, kekuasaan bisa benar-benar diarahkan untuk menegakkan keadilan yang sejati dan menjamin kesejahteraan masyarakat.

Ketaatan kepada Syariat Islam sebagai Benteng dari Otoritarianisme

Sejarah Peradaban Islam yang terbukti tercatat sepanjang lebih dari 1300 tahun menunjukkan dengan tegas bahwa Islam bukan sekadar agama ritual. Sejak Rasulullah saw. hijrah ke Madinah, Islam membuktikan kedaulatannya sebagai penentu hukum sebuah negeri.

Islam mampu menyatukan beragam kepercayaan dalam satu naungan kepemimpinan sebuah negeri dengan adil di muka bumi, yang sulit dicapai negeri lainnya. Dan berhasil mengukir sejarah lewat ekspansi dua pertiga bagian bumi.

Hal ini secara tersirat dan tersurat mengungkapkan bahwa tampuk kekuasaan tertinggi di negara Islam, alias khalifah, memiliki pemahaman tajam dalam bidang sipil dan militer. Mengendalikan internal negara, dan berekspansi demi dakwah Islam pada bagian eksternal.

Kelanggengan sejarah Islam sekaligus kegemilangan yang lahir dari padanya tidak lain karena para pemimpinnya dan tentaranya wajib takut kepada Allah sebelum mereka takut kepada rakyat atau hukum dunia. Ketaatan kepada syariatlah yang menjadikan mereka adil dan tidak bertindak sewenang-wenang.

Rasulullah bersabda:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline