Lihat ke Halaman Asli

Azkiya Maghfiro Ramadhanty

Universitas Airlangga

Stunting: Ancaman Tersembunyi Bagi Masa Depan Anak Bangsa

Diperbarui: 15 Agustus 2025   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salah satu indikator keberhasilan pencapaian kesehatandalam SDGs (SustainableDevelopment Goals) adalah status gizi anak balita. Kelompok usia ini tergolong rentan mengalami masalah gizi, salah satunya dalah stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis,terutama pada periode emas balita yakni 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi  ini  tidak  hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan sesuai ketetapan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan (Perpres 72, 2021),  tetapi juga  pada  kemampuan  kognitif  dan produktivitas di masa depan. Data  terbaru  dari  Survei  Status  Gizi Indonesia  (SSGI),  prevalensi  stunting  di Indonesia  masih  cukup  tinggi,  namun telah terhadi penurunan  menjadi  19,8%  pada  tahun 2024, berdasarkan hasil Survei Status Gizi  Indonesia  (SSGI).  Ini  berarti sekitar   4.482.340   balita   yang mengalami   stunting.   Angka   ini menurun  1,7%  dibandingkan  tahun 2023 yang sebesar 21,5%. Ciri-ciri balita yang terkena stunting yakni bertubuh lebih pendek dari anak seusianya, imunitas tubuh lemah, menurunnya kemampuan kognitif, bertambah gemuk, pertumbuhan gigi terlambat, dan anak cenderung lebih pendiam (Mayunita, A., dkk,. 2025).

Secara garis besar penyebab stunting ialah kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, kedua faktor tersebut merupakan hasil dari pola asuh yang kurang memadai sejak anak di dalam kandungan hingga 1.000 hari pertama kelahiran. Beberapa faktor penyebab stunting yakni asupan nutrisi yang tidak tercukupi dari makanan seperti protein, vitamin, dan zat besi yang dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembang anak, selain itu  faktor genetik karena bawaan dari orang tua juga dapat menyebabkan pertumbuhan anak terhambat, faktor lingkungan yang tidak sehat seperti sanitasi air yang tidak layak atau kebersihan lingkungan yang buruk juga dapat menyebabkan stunting, infeksi dan penyakit kronis seperti diare, infeksi saluran nafas, dan infeksi yang dapat menganggu penyerapan nutrisi sehingga menyebabkan stunting. Selain itu, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yakni kurang dari 2.500 gram juga menjadi salah satu faktor anak beresiko terkena stunting (Yudhayanti, dkk,. 2024).

Salah satu langkah pencegahan stunting adalah melalui program "Isi Piringku" yang digagas pemerintah. Program ini menekankan pentingnya proporsi makanan seimbang, meliputi nasi atau sumber karbohidrat lainnya, sayuran, protein, serta vitamin dari buah-buahan. Selain itu, diperlukan edukasi dan penyuluhan kepada para orang tua. Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat menekan angka stunting di Indonesia (Hasanah, dkk., 2023).

Sumber Referensi:

Mayunita, A., Rahmadhena M. P., dkk,. (2025). Peningkatan Peran Keluarga Dalam 

Pencegahan Stunting Melalui Kunjungan Rumah Serta Pendampingan Keluarga Di Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang. Journal Nusantara Public Health, Vol. 2, No. 1, tahun 2025.

Yudhayanti, Viqenina. D., Zakiyyah M., Suhartin (2024). Analisa Faktor-Faktor Penyebab

Stunting : Tinjauan Terbaru Untukpemahaman Yang Lebih Baik Di Desa Besuk Kecamatan Klabangkabupaten Bondowoso. Malahayati Health Student Journal, Vol. 4, No. 2, Februari 2024.

Hasanah, R., Aryani F., Effendi B. (2023). Pemberdayaan Masyarakat

dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Balita. Jurnal Masyarakat Madani Indonesia, Vol. 2, No. 1, Februari 2023. 4-5.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline