Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Begini Cara Saya Lulus CPNS, Bisa Ditiru untuk 2021

3 November 2020   12:06 Diperbarui: 25 Agustus 2021   06:34 15053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon pegawai negeri sipil (CPNS) dalam acara Presidential Lecture 2019 yang digelar di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (24/7/2019). (KOMPAS.com/MURTI ALI LINGGA)

Tes secara berkala pun saya lakukan. Soal dari internet saya unduh. Saya mengunduh soal empat tahun terakhir. Soal tersebut saya cetak lalu berusaha menjawabnya sesuai dengan jadwal yang saya tentukan sendiri. 

Soal yang terdiri atas 40-50 nomor harus dijawab sekali duduk juga dengan durasi waktu yang telah ditentukan, saat itu saya setel waktu selama 80 menit. Tes tidak hanya sekali. Setiap, selesai tes, saya cara jawabannya lalu menganalisis tingkat kebenaran dan kesalahan saya. 

Setelah mengetahui itu, langkah belajar harus kembali dilakukan. Memfokuskan pada materi yang banyak salah. Setelah merasa cukup, tes harus dilakukan lagi dengan soal yang berbeda.

Untuk mempersiapkan diri pada soal profesional di Kementerian Agama, tidak terlalu saya lakukan. Mengapa? Karena saat itu, saya bekerja sebagai tenaga pengajar di bimbingan belajar. 

Sekarang, kawan-kawan yang akan mengikuti tes tahun depan persiapkan sesuai kebutuhan. Proses belajar mengajar di bimbingan belajar saya rasa cukup sebagai amunisi untuk menjawab soal profesional nantinya.

Foto: Kartu tes penulis pada saat tes di Kemenag
Foto: Kartu tes penulis pada saat tes di Kemenag

Tes pun tiba

Saya mempersiapkan diri dengan matang. Malam sebelum tes, aktivitas belajar saya hentikan. Buku saya susun dengan rapi di atas meja. Soal-soal dan materi yang tertempel di dinding saya buka. Komputer layar cembung saya matikan lalu atur dengan baik. Soal-soal yang telah dikerjakan saya rapikan dalam map lalu menaruhnya di rak buku. 

Jadwal mengajar di bimbel diatur sebelumnya. Saya izin dua hari. Setelah salat Isya, saya makan secukupnya lalu segera tidur. Bangun lebih awal sebelum waktu subuh masuk harus diniatkan. Semua perlengkapan tempur dicek lebih awal. Pensil 2B mesti disiapkan minimal dua, papan pengalas, peraut, tisu, dan juga penghapus, walau berharap penghapus tidak saya gunakan. 

Setelah salat Subuh, mandi, dan menyarap, perjalanan menuju lokasi tes pun lebih awal. Semua ini bertujuan untuk mempersiapkan psikologi. Tidak boleh ada perasaan grogi. Semua harus sesuai rencana. Saya duduk di depan ruang tes sambil memegang perlengkapan tes. 

Di sekitar ruang, masih banyak calon peserta tes yang asyik mendiskusikan soal. Yang lain masih serius membaca soal atau buku yang dipegangnya. Saya tidak. Waktu persiapan serasa cukup untuk itu. Saatnya psikologi dipersiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun