Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lurus & Lulus & Tulus & Kudus

15 Maret 2024   18:04 Diperbarui: 15 Maret 2024   18:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lurus & Lulus &Tulus & Kudus. Empat kata ini erat berkaitan satu dengan yang lain. Empat kata ini tertanam dalam diri setiap orang. Pribadi setiap orang itu terdiri dari empat unsur: NAFSU + NALAR + NALURI + NURANI. Satu kesatuan. (4 N, Kwadran Bele, 2011).

Lurus erat kaitannya dengan NAFSU. Lulus ada hubungan dengan NALAR. Tulus menyangkut peran NALURI. Kudus itu ukuran untuk NURANI. Setiap manusia merindukan untuk hidup yang Lurus & Lulus &Tulus & Kudus. Hidup manusia mulai dari keluarga sampai masyarakat luas, kalau empat keadaan ini terwujud maka akan terjadilah suasana yang aman dan damai.

Lurus. Tidak bengkok. Ikut aturan sesuai isi aturan itu. Itu namanya lurus, tidak tambah-kurang isi aturan. Aturan mengatakan, jangan menghina sesama. Kalau menghina, ini yang namanya bengkokkan aturan, akibatnya hubungan antara yang menghina dan yang dihina tidak lurus lagi.

Lulus. Ada ujian, kerjakan dengan baik, jawab setiap soal dengan benar, maka dinyatakan lulus. Hidup ini ada banyak tantangan, kesulitan yang namanya  ujian. Hadapi tantangan dan atasi kesulitan dengan tabah dan gagah, itu baru namanya lulus. Bangga sudah tempuh ujian dengan baik. Hidup ini ujian. Hidup baik, lulus. Hidup tidak baik, tidak lulus. Semua kita harap dan berjuang untuk lulus.

Tulus. Tulus itu seperti air yah air, tidak minyak. Minyak yah minyak, tidak air. Apa adanya. Tulus ditambah kata ikhlas. Itu tampak dari beningnya budi tenangnya hati. Orang tulus budi halus. Hidup seperti inilah yang dikehendaki oleh Pencipta kita, tulus seperti merpati yang makan apa yang ada di depannya dan tidak merampas dari jatah sesama.

Kudus. Gabungan ketiga kata ini, lurus, tulus dan lulus, jadilah diri kita itu kudus. Kudus itu bukan sesudah mati, tapi selama hidup ini harus kudus. Itu macam apa? Yah, macam adanya Pencipta kita, TUHAN, Yang Mahakudus sehingga kita ciptaan-Nya pun harus kudus.

Hidup kita jadi indah, segar mekar karena lurus, tulus, lulus dan kudus. Tugas setiap kita, kuduskan diri dan saling menguduskan sebagaimana yang dikehendaki oleh TUHAN. Caranya, yah, hidup kudus itu dengan hidup lurus, lulus dan tulus jadilah kudus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun