Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Begini Cara Saya Lulus CPNS, Bisa Ditiru untuk 2021

3 November 2020   12:06 Diperbarui: 25 Agustus 2021   06:34 15053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon pegawai negeri sipil (CPNS) dalam acara Presidential Lecture 2019 yang digelar di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (24/7/2019). (KOMPAS.com/MURTI ALI LINGGA)

Saat itu pun, kita masih bisa mendaftar pada dua instansi yang berbeda jika jadwal tes tidak bersamaan. Itu jika kualifikasi akademik kita memenuhi persyaratan. Saya sebagai lulusan S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah dapat mendaftar menjadi guru pada tingkat SMP SMA atau SMK. Bergantung pilihan dan formasi yang tersedia.

Kementerian Agama juga membuka pendaftran dengan waktu tes yang tidak bersamaan. Setelah menimbang dan meminta saran kepada beberapa orang, terutama ibu, saya memutuskan mendaftar sebagai calon pendidik tingkat SMA. 

Pun, kuota yang tersedia hanya dua orang di kabupaten yang saya pilih. Dalam waktu yang bersamaan Kemenag pun menawarkan peluang sebagai pendidik di madrasah aliah walau peluangnya sangat tipis.

Bayangkan, hanya satu formasi untuk tingkat provinsi. Dua peluang itu saya tangkap lalu memasukkan berkas pada dua formasi tersebut, Kemendikbud dan Kemenag.

Setelah dinyatakan lulus berkas, saatnya mempersiapkan diri. Jadwal kegiatan harian harus diatur. Semua harus terstruktur. Ingat, jadwal itu bukan hanya dalam konsep, tetapi harus digoreskan dalam kertas karton lalu ditempel di dinding. Kita mesti konsisten dengan jadwal tersebut.

Selain itu, saat itu dunia internet juga sudah banyak dikenal walau tidak semasif sekarang. Belum ada WA, belum ada FB, apalagi instagram, twitter dan tiktok. Saat itu, kami hanya mengenal google. Internet dimanfaatkan secara maksimal untuk mencari bentuk-bentuk soal khusus calon pendidik. 

Tes di Kementerian Pendidikan masih bersifat umum. Soal akan sama antara pelamar pendidik dan pelamar pekerjaan lain, misalnya tenaga administrasi. Di Kementerian Agama, sudah ada pemilahan. Ada soal umum dan juga disiapkan soal kompetensi profesional.

Toko buku menjadi pilihan utama. Saya berkunjung ke toko buku paling terkenal saat itu. Bertanya lalu menyasar rak yang khusus memajang buku yang membahas soal tes CPNS.  Saya baca beberapa bagian lalu membeli beberapa buku yang saya anggap paling bagus.

Di rumah, peta pembacaan buku harus dilakukan. Saya menyusun strategi. Membaca bentuk soal tertentu dengan memberikan porsi lebih pada soal yang saya anggap susah, misalnya pada materi matematika, ini bagi saya. Sekali lagi, juga konsisten.

Tidak sampai di situ, materi-materi yang saya dapat dari internet, saya cetak dengan ukuran huruf lebih besar lalu saya tempel di dinding kamar.

Setiap berbaring, mata pasti tertuju ke materi yang tertempel. Setelah saya hafal materi dan beberapa bentuk soal, saya buka, lalu diganti dengan materi yang lain kemudian ditempel lagi. Jadilah saya mengganti wallpaper kamar beberapa kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun