Merekapun berkenalan. Dua sejoli itu saling akrab. Sang lelaki terspesona melihat kecantikan sang wanita, begitupun sebaliknya. Ahhh, saya serasa cemburu. Namun karena kepergian sang Putra mahkota adalah untuk berburu, akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke kerajaan Bone. Sesampainya di sana, hati sang Putra Mahkota semakin gelisah. Hidupnya tak tenang. Melihat hal itu, sang pengawal menyampaikan apa yang terjadi di Pulau Wajo kepada sang Raja Bone. Sang pengawal mengusulkan untuk menikahkan Putra Mahkota dengan putri tersebut. Raja pun sepakat. Akhirnya Putra Mahkota, disertai beberapa pengawal, Â kembali berangkat ke Pulau Wajo untuk melamar secara langsung.
Putri Tadampalik tidak langsung menerima lamaran Putra Mahkota. Dia hanya meneyerahkan keris pusaka titipan orang tuanya untuk dibawa ke ayahnya di Kerajaan Luwu. Bukan pengawal yang membawa keris pusaka tersebut, tetapi Sang Putra Mahkota sendiri.
Di sinilah perjuangan cinta. Cinta tak mengenal jarak yang jauh. Lautan kan kuseberangi, gunung kan ku daki, asalkan cintaku tersampaikan. Cieh, bagaimana dengan pemuda sekarang, tau tidak berenang.Â
Perjalanan dari Pulau Wajo ke Kerajaan Luwu memakan waktu berhari-hari. Akhirnya, sampailah Putra Mahkota di Kerajaan Luwu. Dia pun menyerahkan keris tersebut kepada sang raja sekaligus menyampaikan niat kedatangannya. Sang Raja Luwu dan permaisuri sangat bahagia. Mereka berdua pun segera mengunjungi Pulau Wajo untuk bertemu dengan putrinya. Pertemuan itu mengharukan. Semua masyarakat bersuka cita. Tak lama kemudian, pesta pernikahan pun dilangsungkan. Tetap di Pulau Wajo. Kedua keluarga kerajaan hadir. Rakyat kedua kerajaan pun sangat bahagia. Pasangan Putri Tadampalik dan Putra Mahkota Kerajaan Bone hidup bahagia. Beberapa tahun kemudian, Putra Mahkota naik tahta menjadi Raja.
###
Cinta selalu menemukan jalannya sendiri.
Ingat, cinta selalu menemukan jalannya sendiri. Jalan itu mesti jalan kebaikan. Bukan jalan kawin kontrak, kawin lari, atau perselingkuhan.
Terima kasih. Â Â Â Â Â Â Â